Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Tetapkan Kupon 8,15%, SBR005 Tetap Diminati?

Instrumen saving bond retail seri SBR005 dinilai masih menarik kendati Kementerian Keuangan memutuskan menurunkan besaran spread atau premi kupon SBR005 terhadap BI 7 Days Repo Rate menjadi 215 bps, lebih rendah dari seri sebelumnya yang sebesar 255 bps.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Instrumen saving bond retail seri SBR005 dinilai masih menarik kendati Kementerian Keuangan memutuskan menurunkan besaran spread atau premi kupon SBR005 terhadap BI 7 Days Repo Rate menjadi 215 bps, lebih rendah dari seri sebelumnya yang sebesar 255 bps.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan telah mengumumkan besaran kupon untuk instrumen SBR005 yang  mulai dipasarkan pada Kamis (10/1).

Pemerintah tetap memberikan skema kupon mengambang dengan batas minimal atau floating with floor, dengan spread 215 atas BI 7 DRR. Dengan level BI 7DRR yang kini di level 6%, kupon minimal SBR005 ini menjadi 8,15%.

Instrumen ini dapat dipesan melalui 11 mitra distribusi selama dua pekan dengan nilai pemesanan antara Rp1 juta hingga Rp3 miliar. Instrumen ini memiliki tenor 2 tahun, dengan kupon dibayarkan tiap bulan, dan tidak dapat ditransaksikan di pasar sekunder. Pencairan awal hanya bisa dilakukan sebesar 50% setelah setahun.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa sama seperti instrumen SBR tahun lalu, SBR005 juga dipasarkan secara online. Pemerintah cukup optimistis akan banyak investor ritel yang berpartisipasi, sebab sistem onlime memudahkan instrumen ini dijangkau dari seluruh Indonesia.

Pemerintah bahkan memutuskan untuk membatasi kuota penjualan instrumen ini guna mengantisipasi permintaan yang berlebihan, sebab sepanjang tahun ini pemerintah akan menerbitkan 10 instrumen surat berharga negara ritel.

Kendati demikian, Loto masih enggan mengungkapkan alasan pemerintah menurunkan spread kupon. Dia juga masih enggan mengumumkan nilai batas tertinggi kuota atau target pemasaran yang disediakan pemerintah pada instrumen ini.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa besaran kupon minimal yang mencapai 8,15% masih cukup menarik bagi investor ritel, meskipun ada penurunan spread premi pada instrumen ini dibandingkan seri sebelumnya.

Spread yang lebih rendah ini berarti kupon seri SBR sebelumnya, yakni SBR003 dan SBR004 akan lebih tinggi dibandingkan dengan SBR005 ini setelah adanya penyesuaian kupon kedua instrumen tesebut karena kenaikan BI 7DRR selama ini. Kupon keduanya akan mencapai 8,55%.

Namun, bila BI 7DRR turun lebih rendah dari 6% dalam 2 tahun ke depan, kupon SBR005 akan menjadi lebih menarik, sebab memiliki batas bawah yang tinggi pada level 8,15%.

Ramdhan mengatakan, besaran kupon SBR005 ini jauh lebih tinggi dibandingkan instrumen surat utang negara (SUN) tenor yang sama yang kemarin ditutup pada level 7,373%. Bahkan, kupon ini pun lebih tinggi dibandingkan yield SUN 10 tahun yang kemarin di posisi 7,946%.

“Kupon 8,15% saya kira masih menarik bagi ritel, apalagi instrumen ini kan risikonya rendah sekali karena dijamin pemerintah. Pajaknya pun hanya 15%, lebih rendah dari deposito yang mencapai 20%,” katanya, Selasa (8/1/2019).

Ramdhan memaklumi keputusan pemerintah menurunkan spread ini, sebab instrumen SBN ritel akan diterbikan lebih rutin tahun ini sehingga pemerintah perlu menjaga agar biaya dana atau cost of fund tidak terlalu tinggi. 

Ezra Nazula, Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia, juga berpandangan bahwa besaran kupon 8,15% masih menarik, seiring dengan adanya pemulihan di pasar obligasi Indonesia akhir-akhir ini.

“Dengan kondisi BI 7DRR yang juga sudah mendekati level puncak, investor yang sudah berinvestasi di instrumen ini hingga tahun depan bisa lock in investasi mereka di yield yang menarik. Saya kira demand masih akan tinggi,” katanya.

Ezra berpandangan, rencana pemerintah menetapkan kuota juga menunjukkan kepercayaan diri pemerintah yang kini lebih tinggi. Lagi pula, saat ini kondisi fundamental dalam negeri secara umum membaik, dengan inflasi yang terjaga dan rupiah yang mulai stabil. 

Yield SUN juga perlahan mulai turun lagi dan investor asing mulai masuk lagi. Pemerintah memiliki posisi tawar yang cukup kuat saat ini untuk bisa memberikan kupon lebih rendah.

Anil Kumar, Portofolio Manager Ashmore Asset Management Indonesia, mengatakan bahwa minat atas SBR005 berpotensi menurun bila spread premi terhadap BI 7DRR turun lebih dari 25 bps. Pada instrumen ini, pemerintah justru menurunkan spread hingga 40 bps dibandingkan spread sebelumnya.

“Kalau turun 25 bps masih menarik, tetapi lebih dari itu menjadi kurang menarik, karena suku bunga deposito bank masih tinggi,” katanya.

Anil menilai, investor ritel domestik saat ini masih sangat sensitif terhadap kupon. Instrumen ini akan berhadapan langsung dengan deposito perbankan yang relatif lebih likuid, sedangkan SBR005 harus disimpan hingga jatuh tempo. Bila kuponnya tidak jauh berbeda dari bunga deposito, investor tetap akan lebih memfavoritkan deposito.

Menurutnya, pemerintah belum dapat berharap dalam waktu dekat bisa menurunkan spread premium tanpa menghadapi risiko penurunan permintaan, meskipun dengan semakin sering menerbitkan SBN ritel pemahaman investor ritel akan semakin baik.

“Karakter investor ritel kita masih opportunis. Kalau kupon menarik dia ambil, kalau tidak menarik dia tidak mau,” katanya.

Pemerintah melibatkan 11 mitra distribusi dalam pemasaran instrumen ini, dengan 6 di antaranya adalah bank, yakni Bank Mandiri, Bank Permata, Bank BCA, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN.

Dari kalangan sekuritas hanya Trimgegah Sekuritas, sedangkan perusahaan efek khusus ada 2 yakni Bareksa dan Tanamduit. Pemerintah juga kembali menggandeng fintech Modalku dan Investree sebagai mitra distribusi.

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper