Bisnis.com, JAKARTA - Profindo Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG pada perdagangan hari ini masih terjadi pelemahan dengan range pergerakan 6.235-6.301.
Adapun, indicator stochastic juga sudah berada di area jenuh beli. Saham yang diperhatikan adalah TINS (buy), ASII (buy), WIKA (buy), FREN (SoS), ASSA (SoS), dan GGRM (buy).4
Analis Yuliana mengatakan IHSG di perdagangan kemarin bergerak mixed dan ditutup melemah tipis akibat profit taking usai sempat menguat selama tiga hari berturut-turut.
Adapun, penurunan IHSG ditekan melemahnya tujuh sektor terutama dipimpin oleh pelemahan sektor konsumer dan manufaktur. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 430 miliar dengan saham TLKM dan ASII menjadi net top buyer, sedangkan saham INKP dan MAPI menjadi net top seller.
Berikut sentimen penggerak IHSG hari ini
Wall Street terus mencatatkan kenaikannya selama tiga hari berturut-turut didorong sentiment positif dari pertemuan AS dan China mengenai perdagangan membuat kekhawatiran investor mengenai perang dagang mulai mereda. Saham sektor industry mencatatkan kenaikannya akibat pertemuan kedua negara tersebut. Adapun, AS dan China dilaporkan akan memperpanjang pembicaraannya hingga hari ketiga untuk menyelesaikan sengketa perdagangan tersebut.
Sejauh ini, terkait pembicaraan perdagangan tersebut sudah berjalan dengan baik. Selain itu, kenaikan di Wall Street juga didorong menguatnya saham-saham di sektor teknologi seperti Apple, Amazon, dan Facebook. Dow Jones +1.09%, S&P500 +0.97%, Nasdaq +1.08%.
Bursa Eropa juga kompak berakhir menguat didorong sentiment positif optimisme investor bahwa AS dan China akan mencapai kesepakatan perdagangan. Sebagian besar sektor di bursa Eropa mencatatkan kenaikannya yang dipimpin oleh saham sektor industri yang sensitive terhadap pembicaraan perdagangan tersebut. FTSE100 +0.74%, DAX +0.52%, CAC40 +1.15%, Stoxx600 +0.87%.
Harga minyak mentah dunia terus melanjutkan kenaikannya juga didorong oleh pembicaraan antara AS dan China untuk menyelesaikan sengketa perdagangannya membuat meredanya kekhawatiran investor mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dapat melemahkan permintaan minyak.
Selain itu, kenaikan minyak juga masih didukung oleh pemotongan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) termasuk eksportir utama Arab Saudi dan sekutu termasuk Rusia. Adapun, Arab Petroleum Investments Corp memperkirakan harga minyak kemungkinan berada USD 60 hingga USD 70 per barel pada pertengahan 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
