Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manis Legit Gula Dunia Berkat Harga Minyak

Harga gula melonjak tinggi sejak September 2016 seiring dengan sinyal reli penguatan yang didorong oleh tren kenaikan oleh minyak mentah, pasar saham, dan penguatan mayoritas mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Bisnis.com, JAKARTA — Harga gula melonjak tinggi sejak September 2016 seiring dengan sinyal reli penguatan yang didorong oleh tren kenaikan oleh minyak mentah, pasar saham, dan penguatan mayoritas mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Analis INTL FCStone Brazil Bruno Lima mengatakan, spekulan telah mengubah posisinya untuk optimistis pada pasar gula sejak penurunan harga mencapai 20% pada tahun lalu ditengah pengetatan proyeksi pasokan.

“Pasar kini sudah mulai kembali tertarik kepada gula,” ujar Bruno seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga gula pada penutupan perdagangan di bursa Intercontinental Exchange (ICE) Senin (7/1/2019), ditutup menguat 0,72 poin atau naik 6,04% menjadi US$12,65 sen per pon. Kenaikan tersebut merupakan tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 16 September 2016.

Selain itu, berhasil reboundnya harga minyak juga menjadi sinyal bullish untuk gula sehingga memberikan pertanda baik bagi pabrik gula yang akan mengalihkan banyak tebu sebagai bahan dasar untuk membuat biofuel.

Tidak hanya itu, pasar saham global dan mata uang asing lain yang menguat dihadapan dolar AS juga menjadi pemanis tambahan atas bangkitnya kembali harga gula.

Walaupun demikian, Senior Trader Sucden Financial London Nick Penney mengatakan, cuaca buruk di Brazil dan India, yang merupakan salah satu negara eksportis gula terbesar, dikhawatirkan akan dapat mengikis produksi sehingga pasar akan kekurangan pasokan.

“Oleh karena itu, di sisi lain, pasar akan semakin mencari alasan fundamental lainnya sebelum akhirnya kembali membeli gula,” ujar Nick.

Adapun, harga soft commodities lainnya juga ikut terkerek naik pada penutupan perdagangan Senin (7/1/2019). Kopi berhasil ditutup menguat 1,13% menjadi US$102,75 sen per pon, sementara harga kakao naik 2,085 menjadi US$2.410 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper