Bisnis.com, JAKARTA—Harga batu bara thermal memanas seiring dengan menurunnnya persediaan di pembangkit listrik di China. Di sisi lain, impor Negeri Panda berpeluang bertumbuh pada bulan ini.
Pada penutupan perdagangan Senin (7/1/2019), harga batu bara thermal di Zhengzhou Commodity Exchange kontrak teraktif Mei 2019 naik 0,46% menjadi 566,6 yuan (US$82,68) per ton. Ini menjadi level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, kenaikan harga batu bara dipicu penurunan persediaan China. Stok batu bara di enam pembangkit listrik terbesar menurun 7,4% pada pekan lalu dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 14,65 juta ton.
“Ini menjadi level terendah sejak Agustus 2018,” menurut data China Coal Resources seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (7/1/2019).
Namun demikian, stok tersebut masih terbilang tinggi. Tingkat persediaan sekitar 41% lebih tinggi dibandingkan setahun sebelumnya.
China Coal Transport and Distribution (CCTD) Association dalam laporannya menyampaikan, kenaikan harga batu bara juga dipicu potensi peningkatan impor pada bulan ini. China merupakan importir batu bara terbesar di dunia.
Sementara itu, harga batu bara Newcastle pada Jumat (4/1/2019) turun 0,1% menjadi US$99,50 per ton. Harga melesu 3% dalam sepekan terakhir.
Sebagai catatan, ada perbedaan spesifikasi batu bara di bursa Zhengzhou dengan Newcastle. Zengzhou menggunakan nilai kalori 5.500 Kcal per kg, sedangkan Newcastle 6.000 Kcal per kg.
Baca Juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel