Bisnis.com, JAKARTA--Bank sentral menilai nilai tukar rupiah yang telah menguat hingga Rp14.082 per dolar AS pada penutupan pasar, Rabu (7/1), masih 'undervalued' atau tidak sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat masih ada ruang bagi rupiah untuk terus menguat.
"Sebab suku bunga acuan sudah meningkat menjadi 175 poin menjadi 6%," ungkap Perry di Gedung BI, Senin (7/1).
Dengan suku bunga acuan 6%, BI menilai imbal hasil aset di dalam negeri cukup menarik dibandingkan dengan negara lain.
Saat ini, Perry juga melihat arus modal asing ke emerging market atau pasar berkembang juga semakin besar dan RI termasuk negara berkembang yang menarik.
Tentunya, kondisi ini akan memperkuat pergerakan nilai tukar rupiah.
Untuk menopang pergerakan nilai tukar ke level fundamentalnya, Perry menegaskan bank sentral akan tetap melakukan intervensi jika dibutuhkan.
Lebih lanjut, BI mencatat depresiasi dan volatilitas rupiah masih dalam kisaran yang sangat rendah sepanjang 2018. Dari catatan BI, depresiasi rupiah mencapai 6,8% dan volatilitasnya berkisar 7%-8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel