Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MI Agresif Luncurkan Produk Baru pada Kuartal I/2019

Sejumlah manajer investasi bersiap-siap untuk meluncurkan produk baru pada kuartal I/2019, kendati masih akan dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif.

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah manajer investasi bersiap-siap untuk meluncurkan produk baru pada kuartal I/2019, kendati masih akan dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif.

Sejumlah sentimen yang diprediksi membayangi pasar reksa dana, mulai dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS hingga pemilihan presiden 2019 dinilai tidak membuat manajer investasi menahan diri untuk meluncurkan produk baru.

Salah satunya adalah PT Mandiri Manajemen Investasi. Perseroan berencana menerbitkan produk reksa dana terproteksi dalam waktu dekat. Tingginya minat investor menjadi alasan perseroan menerbitkan produk tersebut.

“Dari sisi [reksa dana] terproteksi memang ada demand dari agent penjual, kemudian ada beberapa produk terproteksi kita yang jatuh tempo pada tahun ini jadi harus kita replace,” ujar Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Selain itu, Mandiri Investasi juga akan meluncurkan produk jenis lainnya, yaitu reksa dana pasar uang dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Meski demikian, Asti belum bisa menjelaskannya secara detail mengenai produk tersebut.

“Reksa dana pasar uang ada satu yang akan kita launch tapi kita masih ngeliat demand-nya, satu lagi yang kita underdeveloped KIK EBA, itu juga kita lihat apakah semua sudah smooth launching pada kuartaI I, misalkan belum ready kita undur ke kuartal II,” jelasnya.

Selain Mandiri Investasi, PT Sinarmas Asset Management juga akan meluncurkan produk reksa dana terproteksi pada kuartal/I 2019.  Direktur PT Sinarmas Asset Management Jamial Salim memprediksi penjualan reksa dana terproteksi akan terus meningkat mengingat tingkat risikonya yang rendah.

“Memang lebih terukur secara risiko dan jelas transparan, dari sisi risiko investor lebih transparan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan lima produk reksa dana pada kuartal I/2019, yaitu reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana exchange trade fund (ETF), reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana pasar uang.

Dia mengungkapkan bahwa pada kuartal I/2019 belum ada sentimen negatif yang signfikan yang bisa memengaruhi kinerja pasar modal, termasuk reksa dana. Dia menilai, kinerja pasar modal pada kuartal I/2019 tidak akan begitu agresif. “Pemilu menjadi sentimen jangka pendek,” ujarnya.

Head Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai bahwa pasar modal dalam negeri lebih rentan terhadap isu global dibandingkan dengan isu dalam negeri. Menurutnya, berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS pada tahun ini masih menjadi sorotan investor.

Terkait dengan adanya Pemilihan Presiden 2019, dia menilai, hal tersebut tidak akan memengaruhi minat investor dalam berinvestasi. “Harusnya tidak banyak [pengaruh Pemilu kepada penjualan],” tuturnya.

Berdasarkan data OJK, per akhir November 2018, total produk reksa dana yang beredar di pasar mencapai 2.094 produk. Di sisi lain, rekor pembelian produk reksa dana sepanjang tahun lalu kembali berlanjut. total net subscription reksa dana hingga hari terakhir perdagangan bursa 2018 yakni 28 Desember mencapai Rp71,82 triliun.

Angka tersebut naik sebesar 7,61% dibandingkan dengan net subscription pada 2017 yang senilai Rp66,74 triliun. Pada 2017, net subscription mencatatkan rekor baru dengan mengalahkan torehan tertinggi pada 2011 yang mencapai Rp63,33 triliun.

Sejalan dengan itu, nilai aktiva bersih (NAB) industri reksa dana per akhir tahun lalu mencapai Rp505,39 triliun, naik sebesar 10,46% dibandingkan 2017. Capaian NAB ini sejalan dengan proyeksi pelaku industri yang mematok target NAB minimal Rp500 triliun pada pengujung 2018. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper