Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Lanjutkan Penguatan, Batu Bara Masih Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 1,48% atau 1,50 poin di level US$99,60 per metrik ton.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melemah pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (3/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 1,48% atau 1,50 poin di level US$99,60 per metrik ton.

Harga batu bara melanjutkan pelemahan di hari ketiga setelah pada perdagangan Rabu (2/1), harga batu bara kontrak Januari ditutup melemah 0,93% atau 0,95 poin di level US$101,10 per metrik ton.

Adapun di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 1,99% atau 1,70 poin ke level US$83,75 per metrik ton, setelah ditutup merosot 1,44% pada sesi perdagangan sebelumnya.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah berhasil melanjutkan kenaikannya saat pelaku pasar mencermati tanda-tanda realisasi pemangkasan produksi oleh OPEC.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari ditutup menguat 1,1% atau 55 sen di level US$47,09 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 berakhir menguat US$1,04 di level US$55,95 per barel di ICE Futures Europe exchange di London dan diperdagangkan premium US$8,55 terhadap minyak WTI untuk bulan yang sama.

Harga minyak didorong tanda-tanda bahwa OPEC telah memulai langkah pembatasan produksi lebih awal dari yang dijadwalkan dalam kesepakatan.

Arab Saudi membatasi produksi sebesar 420.000 barel per hari menjadi 10,65 juta bulan lalu, dari rekornya di atas 11 juta yang dicapai pada November 2018. Hal ini menandakan urgensi yang dirasakan oleh OPEC di tengah jatuhnya harga minyak mentah.

Alhasil, produksi minyak dari OPEC turun 530.000 barel per hari menjadi 32,6 juta per hari bulan lalu. Ini adalah penurunan paling tajam sejak Januari 2017, ketika OPEC pertama kali memulai strateginya untuk mengatasi kelebihan suplai yang disebabkan oleh meningkatnya persediaan minyak shale di AS.

Saudi juga bergerak untuk menaikkan harga di Amerika Serikat (AS) dan Asia, sebuah sinyal bahwa eksportir terbesar dunia itu berpikir permintaan akan berkelanjutan.

Kendati demikian, harga minyak sedikit menurun pascapenutupan setelah laporan American Petroleum Institute (API) dikabarkan menunjukkan lonjakan persediaan bensin sebesar 8 juta barel pekan lalu, sedangkan stok minyak mentah turun 4,46 juta.

“Kita benar-benar membutuhkan upaya berkelanjutan dari beberapa produsen OPEC untuk mengambil pasokan dari pasar agar harga pulih,” kata Jason Gammel, seorang analis di Jefferies LLC., seperti dilansir dari Bloomberg. “Sekarang kita mulai melihatnya.”

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Desember 2018 di bursa Newcastle

Tanggal

US$/MT

3 Januari 2019

99,60

(-1,48%)

2 Januari 2019

101,10

(-0,93%)

31 Desember 2018

102,05

(-0,54%)

28 Desember 2018

102,60

(+0,05%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper