Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apple Revisi Target Penjualan, Ini Penyebabnya

Perang dagang berkepanjangan antara AS - China kali ini memberikan dampak negatif terhadap perusahaan teknologi telekomunikasi sekelas Apple Inc. yang terpaksa menurunkan proyeksi profit untuk kuartal pertama fiskal yang berakhir pada 29 Desember 2018 menjadi sebesar US$84 miliar.
Logo Apple Inc./Reuters
Logo Apple Inc./Reuters
Bisnis.com, JAKARTA -- Perang dagang berkepanjangan antara AS - China kali ini memberikan dampak negatif terhadap perusahaan teknologi telekomunikasi sekelas Apple Inc. yang terpaksa menurunkan proyeksi profit untuk kuartal pertama fiskal yang berakhir pada 29 Desember 2018 menjadi sebesar US$84 miliar.
Dilansir melalui Bloomberg, Chief Executive Apple Inc. Tim Cook mengumumkan revisi proyeksi profit secara kuartalan dari target awal pada kisaran US$89 miliar - US$93 miliar. Revisi tersebut juga berada di bawah angka proyeksi analis sebesar US$91,5 miliar.
Penyampaian revisi proyeksi profit kuartalan seperti ini merupakan yang pertama kali bagi Apple sejak produk iPhone dirilis pada 2007 silam.
Apple melaporkan penjualan sebesar U$88,3 miliar pada kuartal pertama fiskal tahun 2018, sehingga perkiraan baru ini mengindikasikan Apple memperkirakan pelemahan daya beli pada musim liburan untuk pertama kalinya sejak Cook menjadi CEO pada 2011.
Saham Apple dilaporkan merosot hingga 8,5%, sesaat setelah surat dari Cook kepada para investor disampaikan, dalam perdagangan di luar jam perdagangan.
Pengurangan pada proyeksi penjualan tersebut disampaikan beberapa pekan setelah sejumlah sinyal dari pihak internal Apple mengindikasikan perusahaan mengalami kesulitan dalam memasarkan produk iPhone terbaru yang dirilis pada September 2018.
Disebutkan, penjualan produk unggulan seperti iPhone memberikan kontribusi sebesar dua pertiga dari total pendapatan perusahaan, sehingga pada saat yang sama perusahaan dapat meraup keuntungan lebih dari penjualan produk aksesoris yaitu Apple Watch, AirPods, dan layanan jasa seperti Apple Music.
Apple melaporkan pelemahan ekonomi China serta kendala bahan baku untuk produk Apple Watch, iPad Pro and AirPods menjadi alasan perusahaan tidak mengejar keuntungan yang lebih tinggi.
"Meskipun kami telah mengantisipasi tantangan pada negara ekonomi berkembang, kami tidak melihat seberapa besar dampak perlambatan ekonomi, khususnya di China," ujar Cook dalam suratnya.
Lebih lanjut dia menuturkan pelemahan daya beli produk iPhone di China maupun negara ekonomi berkembang lainnya telah berlangsung selama beberapa tahun belakangan bahkan setelah Apple merilis produk terbaru seperti seri iPhone X.
Analis di Wedbush Securities Daniel Ives mengatakan fenomena ini menunjukkan betapa Apple sangat bergantung dengan pasar China.
"Fakta bahwa ekonomi China mengalami pelemahan cukup menganggetkan ditambah lagi dengan kurangnya perhitungan dari perusahaan, hal ini menjadikan investor berada pada posisi yang tidak nyaman," ujar Ives seperti dikutip Bloomberg.
Pada saat yang sama sejumlah suplier bahan baku produk Apple di luar negeri  telah lebih dulu merevisi target penjualan sejak perusahaan raksasa tersebut mengumumkan pada November bahwa mereka tidak akan melaporkan penjualan unit iPhone, iPad, dan produk Mac mulai tahun fiskal 2019.
Sesaat setelah surat Tim Cook di rilis, beberapa suplier turut melaporkan penurunan nilai pasar seperti perusahaan asal Korea Selatan SK Hynix Inc., produser memori untuk produk Apple, mengalami penurunan nilai hingga 4,3%. Sementara itu Samsung Electronics Co., produsen chip dan layar display mengalami penurunan sebesar 1,9%.
Di samping itu perusahaan perakit produk Apple, Hon Hai Precision Industry Co. mengalami kerugian sebesar 1,6% bersamaan dengan Pegatron Corp. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. yang mengalami penurunan nilai pasar sebesar 2,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper