Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas: Persiapan Lelang SUN Dorong Pelemahan Harga

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) berpotensi melemah terbatas di pasar sekunder pada perdagangan Rabu (2/1/2019), menjelang lelang SUN pada esok hari dan rilis data PMI manufaktur China pada hari ini.
Ilustrasi Surat Utang Negara
Ilustrasi Surat Utang Negara

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) berpotensi melemah terbatas di pasar sekunder pada perdagangan Rabu (2/1/2019), menjelang lelang SUN pada esok hari dan rilis data PMI manufaktur China pada hari ini.

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan pada awal 2019, harga SUN didukung oleh beberapa sentimen positif dari global dan domestik.

Sentimen positif global berasal dari turunnya risiko pasar modal global, tercermin dari turunnya CBOE Volatility Index (VIX) sebesar 10,3% ke level 25,42 poin. Penurunan terjadi seiring pergerakan bullish bursa saham AS pada perdagangan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengindikasikan perkembangan positif terkait negosiasi dagang dengan China.

Selain itu, yield US Treasury, khususnya tenor 10 tahun, mencapai level terendah sejak awal 2018 di kisaran 2,68% setelah merespons rilis data kontraksi PMI manufaktur yang dirilis The Fed Dallas.

Data PMI manufaktur The Fed Dallas per Desember 2018 mengalami kontraksi atau di luar ekspektasi pasar yang masih memproyeksi ekspansi di level 17,6 poin. Rilis data tersebut juga mendorong indeks dolar AS turun ke kisaran 96,09 poin, yakni yang terendah sejak pertengahan November 2018.

Sementara itu, faktor positif dari domestik berasal dari proyeksi rendahnya defisit APBN pada 2018 dengan estimasi hanya sebesar 1,78% PDB atau level terendah sejak 2012.

Selain itu, inflasi Desember 2018 diperkirakan masih dalam level terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi pada hari ini.

Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) per pekan keempat Desember 2018 memperkirakan inflasi Desember 2018 berada pada kisaran 3,07% secara year-on-year (yoy) atau turun dibandingkan dengan November 2018 di level 3,23% secara yoy.

Namun, sentimen dari lelang SUN esok hari dan rilis data PMI Manufaktur Caixin per Desember 2018 perlu diwaspadai investor.

Pasar memprediksi (konsesus Bloomberg), data PMI Manufaktur Caixin per akhir tahun lalu masih dalam level ekspansi (indeks di atas 50 poin) sebesar 50,2 poin.

Meski demikian, besar kemungkinan rilis data PMI Manufaktur Caixin akan mencatatkan level kontraksi (indeks di bawah 50 poin) seiring dengan rilis data PMI Manufaktur NBS China yang menunjukkan level kontraksi pertama kalinya sejak Juni 2016.

Jika rilis data PMI Manufaktur Caixin tercatat berada di level kontraksi, maka hal tersebut diperkirakan akan diikuti depresiasi yuan dan rupiah. Jika hal ini terjadi, pada akhirnya berpotensi membatasi kenaikan harga SUN atau justru mendorong pelemahan harga SUN di pasar sekunder pada hari ini.

Dhian menyatakan pemerintah telah mengumumkan seri-seri SUN acuan pada 2019 yang terdiri dari FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0079 untuk menggantikan seri-seri SUN acuan tahun lalu, yaitu FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.

Lelang SUN pertama tahun ini akan dilaksanakan Kamis (3/1) oleh pemerintah dengan menawarkan seri SPN03190406, SPN12200106, FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0079.

"Dengan demikian, untuk perdagangan hari ini, kami menyarankan investor untuk menahan (hold) seri-seri yang cenderung likuid seperti FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075. Sementara itu, untuk seri-seri likuid lainnya seperti FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0072, kami merekomendasikan buy pada perdagangan hari ini," tuturnya dalam riset harian, Rabu (2/1).

Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid, hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,40 (7,99%) – 92,00 (7,82%)
FR0077 (15 Mei 2024): 100,75 (7,95%) – 101,25 (7,83%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87,50 (8,03%) – 88,00 (7,97%)
FR0078 (15 Mei 2029): 102,00 (7,96%) – 102,50 (7,89%)
FR0065 (15 Mei 2033): 86,50 (8,24%) – 87,00 (8,18%)
FR0072 (15 Mei 2036): 98,60 (8,40%) – 99,00 (8,36%)
FR0075 (15 Mei 2038: 91,30 (8,42%) – 91,90 (8,35%)

Adapun rupiah diperkirakan masih bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.389-Rp14.499.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper