Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2019, Perdagangan Emas Semakin Prospektif

Analis memprediksi harga emas akan terus bergerak naik di awal 2019 yang ditopang oleh kenaikan permintaan investasi terhadap aset safe haven, selain dolar Amerika Serikat yang sering kali dijadikan aset safe haven alternatif.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Analis memprediksi harga emas akan terus bergerak naik di awal 2019 yang ditopang oleh kenaikan permintaan investasi terhadap aset safe haven, selain dolar Amerika Serikat yang sering kali dijadikan aset safe haven alternatif.

Analis Komoditas Phillip Futures Singapura Benjamin Lu Jiaxuan mengungkapkan bahwa bursa logam mulia saat ini terlihat sangat optimistis dan secara fundamental juga sangat mendukung untuk terus bergerak naik.

“Peningkatan tersebut karena masih akan didukung oleh lingkungan yang secara keseluruhan masih sangat tidak pasti dan kepercayaan investor masih sangat lemah,” ujar Benjamin seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/1/2018).

Ia juga mengatakan masalah politik ekonomi akan menjadi isu utama yang melemahkan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga The Fed yang tidak akan bergerak sebanyak tahun ini.

Oleh karena itu, 2019 diprediksi menjadi tahun yang baik bagi emas karena korelasi dolar AS dan harga emas yang berbanding terbalik.

Adapun, indeks dolar AS yang menjadi pengukur kekuatan greenback dari mata uang asing utama tercatat terkerek tipis sebanyak 0,14 % menjadi 96,23. Sebelumnya dolar index tersebut telah berada di dekat level terendahnya sepanjang 2 bulan yang lalu.

Dolar AS yang melemah tersebut membuat greenback didominasi oleh emas batangan yang lebih murah sehingga investor lebih memilih memegang mata uang lain.

Namun, Analis Seputarforex Erik Tri Cahyo mengatakan bahwa secara teknikal rally bullish emas akan tampak sedikit tertahan di dalam zona resistan yaitu antara US$1280,28 hingga US$1285,08 per troy ons.

“Pergerakan konsolidasi tersebut berpotensi membuat logam ini terkoreksi dalam jangka pendeknya,” ujar Erik dikutip dari keterangan resminya. Konsolidasi tersebut, lanjutnya, ditambah dengan terdentifikasinya bearish divergence pada Analisa lalu, yang dapat dijadikan sebagai alasan dibalik pelemahan emas nantinya.

Walaupun demikian, ia tidak menampik emas memang memiliki prospek yang cerah di 2019 akibat didukung faktor teknikal dan fundamental yang mendukung emas terus menguat. Ia memperkirakan pada 2019 emas akan menuju level US$1.350 hingga US$1.360 per troy ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper