Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADRO Bagikan Dividen Interim Rp1,08 Triliun

Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) membagikan dividen interim senilai US$75.167.010,79 atau setara dengan Rp1,087 triliun dari perolehan laba bersih per September 2018.
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) membagikan dividen interim senilai US$75.167.010,79 atau setara dengan Rp1,087 triliun dari perolehan laba bersih per September 2018.

Dalam keterbukaan informasi, Rabu (2/1/2019), Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putrantor menyampaikan, akan membagikan dividen senilai interim senilai US$75.167.010,79 (US$75,17 juta). Kurs yang digunakan pada tanggal 2 Januari 2019 ialah Rp14.465 per dolar AS.

“Sehingga total dividen interim mencapai Rp1,087 triliun,” paparnya, Rabu (2/1/2019).

 Dividen interim dibagikan untuk 31.985.962.000 (31,98 miliar) lembar saham. Jumlah itu setara dengan US$0,00235 per lembar atau Rp33,99 per lembar saham.

Sebelumnya, pada 19 Desember 2019 manajemen ADRO menyebutkan recording date dividen interim dan pengumuman kurs konversi pada 2 Januari 2019. Pembagian dividen interim dilakukan pada 15 Januari 2019.

Sementara itu, pada periode 9 bulan pertama 2018, laba bersih Adaro mencapai US$312,71 juta. Nilai itu menurun 16,04% year on year (yoy) dari sebelumnya US$372,45 juta.

Hal tersebut disebabkan kenaikan beban pokok pendapatan naik menjadi US$1,78 miliar dari sebelumnya US$1,58 miliar. Laba bruto pun terkoreksi menuju US$878,55 juta dari posisi per September 2018 sebesar US$859,43 juta.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan, kenaikan beban pokok disebabkan peningkatan biaya penambangan seiring dengan penambahan volume pengupasan lapisan penutup. Selain itu, harga bahan bakar minyak memanas, dan pembayaran royalti ke pemerintah meningkat karena kenaikan harga jual rata-rata.

Per September 2018 ADRO mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sejumlah US$2,66 miliar. Nilai itu meningkat 9,35% yoy dari sebelumnya US$2,44 miliar.

Bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara berkontribusi 92,54% dari total pendapatan atau sejumlah US$2,47 miliar. Pasar ekspor berkontribusi US$2,04 miliar, sedangkan pasar domestik US$633,73 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper