Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bencana Alam Hambat Pertumbuhan Emiten Pariwisata

Kalangan analis memperkirakan kondisi bencana alam akan menjadi penghambat peningkatan pendapatan emiten pariwisata pada akhir tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan analis memperkirakan kondisi bencana alam akan menjadi penghambat peningkatan pendapatan emiten pariwisata pada akhir tahun ini.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengungkapkan siklus musiman yang terjadi pada kuartal IV adalah peningkatan aktivitas pariwisata seperti perjalanan di dalam negeri dan pembelian tiket hotel. Namun, hal itu berpotensi tak terjadi pada kuartal terakhir tahun ini.

"Pertumbuhan pendapatan pada kuartal IV tidak akan sebesar pertumbuhan tahun sebelumnya, karena banyaknya bencana alam seperti di Lombok, Palu dan Banten," ungkapnya, Senin (31/12/2018).

Adapun emiten pariwisata yakni PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA), PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR) dan PT Bayu Buana Tbk. (BAYU), hingga September 2018, membukukan pertumbuhan pendapatan masing-masing 6,1%, 18,26% dan 10,28% year on year.

Sementara itu, net profit margin PJAA, PANR dan BAYU hingga September 2018 masing-masing 17,47%, -0,76% dan 1,55%, serta pertumbuhan laba bersih masing-masing 1,45%, -147,74% dan 8,56% year on year. Dari tiga saham emiten pariwisata ini, hanya kinerja saham BAYU yang berhasil melejit 54,18%, sedangkan saham PJAA dan PANR terkontraksi 14,29% dan 35,09% sepanjang 2018.

Pada kesempatan sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Panorama Sentrawisata Karsono Probosetio menuturkan, tantangan yang dihadapi oleh perseroan adalah efisiensi. Strategi menekan kerugian Panorama, manajemen telah melakukan efisiensi dengan penggunaan informasi teknologi (IT) untuk mendukung hubungan internal maupun pelayanan pelanggan.

Karsono pun tak menampik faktor bencana alam memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja emiten pariwisata. Dia pun mengenang, bahwa pada awal 2018 PANR juga terkena dampak dari erupsi Gunung Agung. "Gempa yang melanda Lombok dan Palu juga mempengaruhi industri pariwisata termasuk kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper