Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Mengalami Penurunan Kuartalan Terbesar Sejak 2014

Penurunan hampir 38% pada kuartal IV/2018 ini menyeret minyak mentah Amerika Serikat ke pelemahan tahunan pertama sejak 2015, dengan indeks volatilitas melonjak 100% selama tiga bulan terakhir.

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah menuju penurunan kuartalan terbesar sejak 2014, menandai akhir dari gejolak 2018 dengan harga yang jatuh ke pasar bearish hanya beberapa pekan setelah mencapai level tertinggi empat tahun.

Penurunan hampir 38% pada kuartal IV/2018 ini menyeret minyak mentah Amerika Serikat ke pelemahan tahunan pertama sejak 2015, dengan indeks volatilitas melonjak 100% selama tiga bulan terakhir.

Minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Februari menguat 1,08% atau 0,49 poin ke level US45,82 per barel pada pukul 11.49 WIB. WTI berada di jalur untuk penurunan 24% tahun ini setelah naik lebih dari 60% dalam dua tahun sebelumnya. Total volume yang diperdagangkan sekitar 9 persen di bawah rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Maret menguat 11,5% atau 0,61 poin ke level US$53,82 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak Februari yang berakhir Jumat ditutup menguat 0,04 poin ke level US$52,20.

Investor masih ragu jika pemotongan output yang dijanjikan OPEC dan sekutunya akan mampu melawan lonjakan produksi AS. Sementara itu, sengketa perdagangan antara AS dan China serta kebijakan moneter Federal Reserve memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.

Meskipun rencana AS untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap minyak Iran mendorong harga ke level tertinggi empat tahun pada Oktober, keputusan mengejutkan Donald Trump untuk memberikan keringanan pembatasan kepada beberapa negara memicu jatuhnya minyak mentah.

Ketika OPEC dan mitra-mitranya termasuk Rusia bersiap untuk memangkas output hingga 1,2 juta barel per hari dari Januari untuk menstabilkan pasar, mereka menghadapi tantangan dari para pengebor minyak shale  di AS yang memompa pada tingkat rekor tertingginya.

"Trump telah menjadi pengendali utama harga minyak tahun ini karena dia terlibat dengan segala sesuatu mulai dari sanksi terhadap Iran, perang dagang dengan China, dan bahkan ketegangan dengan Arab Saudi," ungkap Sungchil Will Yun, analis komoditas di HI Investment & Futures Corp, seperti dikutip Bloomberg.

"Sementara harga tidak akan jatuh lebih jauh dari sini, laju kenaikan juga akan sangat bertahap tahun depan," lanjutnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak dihantam oleh merosotnya pasar finansial yang lebih luas, didorong oleh volatilitas pasar saham, pengetatan kebijakan moneter bank sentral global, gejolak politik di AS dan ketidakpastian mengenai perang dagang dengan China.

Sementara OPEC dan mitranya telah mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi untuk menghapus kelebihan pasokan, perjanjian mereka hanya menghasilkan penurunan harga terburuk setelah pemangkasan dalam satu dekade terakhir.

Investor masih skeptis bahkan setelah koalisi produsen mengisyaratkan kesediaannya untuk memperluas atau memperdalam pembatasan produksi karena momok meningkatnya pasokan AS menghantui pasar.

Di AS, lebih dari 100 rig minyak tambahan telah dibuka di seluruh penjuru negara tahun ini, dengan produksi minyak mentah secara keseluruhan mencapai lebih dari 11 juta barel per hari.

Sementara itu, cadangan minyak mentah di pusat penyimpanan utama AS di Cushing, Oklahoma, telah melonjak ke level tertinggi sejak Januari, sedangkan persediaan nasional mendekati level tertinggi satu tahun, menurut data Energy Information Administration.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper