Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor KSO dan Harga Minyak, Saham GIAA Berpeluang ke Rp270

Faktor kerja sama operasional dengan sejumlah maskapai dan penurunan harga minyak mentah dapat mengerek kinerja sekaligus saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Faktor kerja sama operasional dengan sejumlah maskapai dan penurunan harga minyak mentah dapat mengerek kinerja sekaligus saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

 Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyampaikan, kerja sama operasi (KSO) dapat memperluas pangsa pasar sekaligus kinerja emiten bersandi saham GIAA ini. Namun, KSO dengan Sirwijaya Grup masih menjadi pertanyaan pelaku pasar.

Pasalnya, Sriwijaya kalah bersaing dibandingkan maskapai lain di kelasnya. Hal itu dapat membebani kinerja GIAA yang masih membukukan rugi bersih per September 2018 sebesar US$110,2 juta.

“KSO dengan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) memberikan dampak positif. Oleh karena itu, saham GIAA dan CMPP menguat bersamaan,” tuturnya saat dihubungi, Rabu (26/12).

William menuturkan, salah satu faktor penting yang dapat mendorong kinerja keuangan GIAA ialah pelemahan harga minyak mentah, sehingga mengurangi beban belanja avtur. Di sisi lain, manajemen anyar melakukan sejumlah langkah pembenahan.

Pada perdagangan Rabu (26/12) pukul 19.36 WIB, harga minyak WTI berada di level US$43,26 per barel. Harga melesu 28,4% sepanjang tahun berjalan.

Sementara itu, saham GIAA Rabu ditutup meningkat 3,42% menuju Rp242. Harga menguat 18,63% dalam 3 bulan terakhir, tetapi merosot 19,33% sepanjang 2018.

William menyimpulkan, secara garis besar prospek kinerja dan saham GIAA cenderung positif. Oleh karena itu, sahamnya berpeluang menuju Rp264-Rp270.

Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun menyampaikan, saham GIAA berpeluang menuju level Rp260. Peningkatan harga saham didorong oleh penguatan kinerja keuangan.

Tahun ini, pendapatan perusahaan diperkirakan mencapai US$4,35 miliar dan rugi bersih US$42,4 juta. Pada 2019, pendapatan dapat meningkat menuju US$4,65 miliar dengan laba bersih US$44,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper