Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencatatan Obligasi 9 Korporasi Tertunda

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diolah Bisnis, penundaan itu melibatkan setidaknya sembilan emisi dengan nilai Rp5 triliun. Padahal awalnya obligasi yang dterbitkan oleh sembilan korporasi itu akan diterbitkan akhir tahun ini.
Obligasi korporasi/ilustrasi
Obligasi korporasi/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Tak hanya initial public offering (IPO) yang banyak tertunda, pencatatan obligasi oleh korporasi pada tahun ini banyak yang tersendat sehingga harus tertunda hingga pergantian tahun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diolah Bisnis, penundaan itu melibatkan setidaknya sembilan emisi dengan nilai Rp5 triliun. Padahal awalnya obligasi yang dterbitkan oleh sembilan korporasi itu akan diterbitkan akhir tahun ini.

"Ada pergeseran jadwal [pencatatan obligasi]. Kendalanya hampir sama dengan penundaan IPO saham yakni hanya masalah administrasi," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Nyoman Yetna, Rabu (26/12/2018).

Dia menjelaskan sejumlah penyebab tertundanya pencatatan fundraising tersebut diantaranya adalah kelengkapan dokumen yang masih minim, informasi penting yang belum disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta keputusan korporasi untuk menunda.

Pasalnya, akhir tahun dinilai sebagai momentum yang kurang tepat untuk melakukan fundraising di mana hari kerja terpangkas sehingga aktivitas investor juga cukup terbatas. Alhasil, korporasi memutuskan untuk menunda sampai tahun depan.

"Jadi ini murni bolanya ada di mereka [korporasi]. Kebanyakan permasalahan ada di dokumentasi, atau ada informasi yang belum disampaikan sehingga harus disusulkan," ujarnya.

Obligasi terakhir yang dicatatkan di pasar modal adalah Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Surat utang itu tercatat di bursa pada 13 Desember lalu.

Perseroan mengklaim bahwa permintaan yang masuk saat masa bookbuilding obligasi tersebut sangat baik, yakni mencapai Rp2 triliun, atau kelebihan permintaan 1,66 kali dari penawaran Rp750 miliar.

Adapun obligasi yang tertunda diantaranya adalah Obligasi Berkelanjutan I Bank NTT Tahap I Tahun 2018 dan Obligasi Berkelanjutan II Tiphone Tahap I Tahun 2018 senilai yang masing masing senilai Rp500 miliar.

Kemudian Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I senilai Rp1 triliun, Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 senilai Rp500 miliar, dan Obligasi Berkelanjutan III WOM Finance Tahap I Tahun 2018 senilai Rp800 miliar.

Selain itu ada juga Obligasi Berkelanjutan II Bank Sulselbar Tahap I senilai Rp750 miliar, Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 senilai Rp600 miliar, Obligasi Berkelanjutan II Bank UOB Tahap I senilai Rp100 miliar, dan Obligasi Tridomain Performance Materials Tahun 2018 senilai Rp250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper