Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakpastian Politik AS Kerek Harga Emas

Harga emas merangkak naik hingga ke posisi tertinggi selama enam bulan karena para investor mengkhawatirkan ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas merangkak naik hingga ke posisi tertinggi selama enam bulan karena para investor mengkhawatirkan ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Pada perdagangan Selasa (25/12) harga emas spot turun tipis 0,68 poin atau 0,05% menjadi US$1.268,54 per troy ounce dan mencatatkan penurunan harga hingga 2,63% secara year to-date (ytd). Harga tersebut menjadi capaian tertinggi sejak Juni lalu di US$1.266,40 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas Comex justru melambung tinggi hingga 13,70 poin atau 1,09% menjadi US$1.271,80 per troy ounce dan membukukan penurunan harga sebanyak 3,19% sepanjang 2018 berjalan.

Penutupan sebagian pemerintahan di Amerika Serikat diperkirakan akan diperpanjang hingga setelah libur Hari Natal setelah rapat Senat pada Sabtu (22/12) ditunda tanpa ada keputusan untuk memecah kebuntuan terkait dengan keinginan Presiden AS Donald Trump untuk menambah dana dinding perbatasan.

Munculnya tanda ketidakpastian poltik di AS yang muncul bersamaan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, memberikan dampak pelemahan ekuitas. Hal itu membuat permintaan bagi emas mengalami penguatan.

Kepala bidang riset di Nirmal Bank Commodities di Mumbai Kunal Shah mengungkapkan bahwa harga emas masih akan mengalami penguatan dalam jangka pendek.

“Para investor akan mengalokasikan dananya ke emas melihat pertumbuhan global yang melambat dan pasar ekuitas yang melemah. Jika ingin mencari aset lindung nilai di tengah krisis yang terjadi, emas merupakan pilihan yang bagus,” ungkapnya, dikutip dari Reuters, Selasa (25/12).

Selain itu, yang ikut mendorong penguatan harga emas adalah spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mengadopsi kebijakan moneter yang tidak terlalu agresif selanjutnya, lanjut Shah.

Kepala The Fed Jerome Powell mengatakan pada pekan lalu bahwa para pembuat kebijakan akan lebih sabar dalam membuat keputusan kenaikan suku bunga di tengah ekspektasi perlambatan perekonomian AS pada tahun depan dan inflasi yang diperkirakan masuh di kisaran target 2% pada 2019.

Prediksi perekonomian AS menjukkan bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali tahun depan, dibandingkan dengan proyeksi sebanyak tiga kali pada September lalu

“Kami melihat adanya pertumbuhan permintaan fisik dan short-covering pada emas,” ujar Peter Fung, Kepala Diler Wing Fung Precious Metal di Hongkong.

Fung memproyeksikan support harga emas masih akan berada di kisaran US$1.250 per troy ounce. Menurutnya, harga emas masih akan berada di kisaran tersebut hingga akhir tahun ini.

Hedge fund dan money manager telah meningkatkan posisi jangka pendeknya untuk emas Comex ke level tertinggi selama enam bulan pada pekan 18 Desember yang mengindikasikan perbaikan minat pada logam kuning tersebut.

Selain itu, level kepemilikan emas di SPDR Gold Trust, exchange-traded fund (ETF) emas terbesar, mengalami kenaikan sebanyak 0,5% menjadi 772,67 ton pada Jumat (21/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper