Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas: Harga SUN Masih Positif

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Dhian Karyantono mengatakan hal ini didasarkan pada asumsi bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga 7-Day (Reverse) Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 bps ke level 6,25%.
Ilustrasi Surat Utang Negara
Ilustrasi Surat Utang Negara

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga SUN di pasar sekunder diperkirakan masih positif pada perdagangan Kamis (20/12/2018).

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Dhian Karyantono mengatakan hal ini didasarkan pada asumsi bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga 7-Day (Reverse) Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 bps ke level 6,25%.

Meski ada beberapa faktor seperti kekhawatiran ketatnya likuiditas, relatif terjaganya inflasi, dan kekhawatiran melambatnya ekonomi domestik, tapi kenaikan BI-7DRRR dianggap perlu untuk mengimbangi dampak negatif dari melebarnya defisit neraca dagang. Dinaikkannya suku bunga dinilai dapat meminimalkan defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal terakhir tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca transaksi berjalan mencapai US$7,52 miliar pada periode Januari-November 2018.

Selain itu, probabilitas BI untuk menaikkan suku bunga acuan meningkat setelah Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand/BoT) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke level 1,75%, kemarin.

Meski demikian, sebelum BI memutuskan kebijakan moneternya siang ini, kisaran harga SUN cenderung melebar (spread bid-ask) dengan perdagangan relatif terbatas yang didorong oleh sentimen negatif dari kurang dovish-nya hasil pertemuan FOMC, semalam.

Hasil FOMC Meeting menunjukkan normalisasi Fed Fund Rate (FFR) secara gradual dianggap masih perlu meski proyeksi kenaikan pada 2019 menurun dari 3 kali menjadi hanya 2 kali. Sementara itu, pasar masih berekspektasi tidak ada kenaikan FFR (tercermin dari probabilitas CME Fed watch tools di bawah 50%).

Selain itu, proyeksi ekonomi AS pada tahun depan juga diturunkan menjadi 2,3% quarter-on-quarter (qoq) dari sebelumnya 2,5% qoq. Adapun inflasi AS (Core PCE) diproyeksi hanya sebesar 2% year-on-year (yoy) dibandingkan proyeksi September 2018 yang sebesar 2,1% yoy.

Di sisi lain, disetujuinya rancangan APBN Italia oleh Uni Eropa (UE) diperkirakan menjadi tambahan sentimen positif bagi perdagangan SUN, hari ini. Pemerintah Italia telah setuju untuk menurunkan target defisit APBN dari sebelumnya 2,4% PDB menjadi hanya sebesar 2,04% PDB.

"Didasarkan atas proyeksi kenaikan harga SUN hari ini, yang disebabkan oleh dampak dari kenaikan BI-7DRRR dalam jangka pendek, kami masih merekomendasikan perdagangan seri-seri SUN yang cenderung likuid seperti FR0063, FR0077, FR0064, FR0078, FR0065, FR0072, dan FR0075," papar Dhian dalam riset harian, Kamis (20/12).

Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid, hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91.40 (7.98%) – 91.80 (7.86%)
FR0077 (15 Mei 2024): 100.90 (7.91%) – 101.60 (7.75%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87.60 (8.03%) – 88.40 (7.89%)
FR0078 (15 Mei 2029): 101.70 (8.00%) – 102.30 (7.92%)
FR0065 (15 Mei 2033): 86.50 (8.24%) – 87.50 (8.11%)
FR0072 (15 Mei 2036): 98.10 (8.46%) – 99.00 (8.36%)
FR0075 (15 Mei 2038: 91.40 (8.40%) – 92.20 (8.32%)

Sementara itu, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.355-Rp14.555, hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper