Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Tergelincir, Batu Bara Newcastle Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 0,91% atau 0,95 poin di level US$103,15 per metrik ton.
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan Senin (17/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 0,91% atau 0,95 poin di level US$103,15 per metrik ton.

Harga batu bara mengakhiri reli penguatan dua hari setelah ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,53% atau 55 poin ke level US$104,1 per troy ounce pada perdagangan Jumat (14/12).

Sementara itu di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 terus menguat 0,17% atau 0,15 poin dan ditutup di level US$90,90 per troy ounce, kenaikan hari kelima berturut-turut.

Sejalan dengan harga batu bara Newcastle, harga minyak mentah berakhir di bawah level US$50 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun pada perdagangan Senin di tengah tumbuhnya kekhawatiran kelebihan pasokan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari ditutup merosot US$1,32 di level US$49,88 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kondisi bearish berlanjut setelah penutupan dengan harga WTI turun ke US$49,01 per barel, level terendah sejak September 2017. Adapun minyak WTI kontrak Februari turun ke level US$49,47 per barel.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Februari ditutup turun 67 sen di level US$59,61 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$9,41 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Penurunan ini dimulai setelah penyedia data Genscape Inc. dikabarkan melaporkan peningkatan stok di pusat penyimpanan terbesar Amerika dan semakin intensif setelah Departemen Energi AS memproyeksikan output yang lebih tinggi dalam minyak shale AS.

Harga minyak berada di jalur untuk penurunan bulanan ketiga berturut-turut terlepas dari upaya oleh OPEC, Rusia, dan eksportir utama lainnya untuk menghentikan penurunan harga.

“Harga minyak mentah telah menyusut mendekati level US$50 dalam beberapa pekan terakhir tetapi selalu rebound. Melintasi ambang batas itu adalah hal yang “signifikan”,” kata Michael Loewen, pakar strategi komoditas di Scotiabank, Toronto, seperti dilansir Bloomberg.

"Kita mungkin akan melihat perlambatan pasokan di AS. Saya pikir produsen akan bereaksi.”

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

17 Desember

103,15

(-0,91%)

14 Desember

104,10

(+0,53%)

13 Desember

102,50

(+0,49%)

12 Desember

102,00

(+0,20%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper