Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Buka Lelang & Intervensi DNDF, Rupiah Menguat Tajam

Di tengah sentimen negatif yang mewarnai pasar modal karena jatuhnya saham-saham di bursa AS, rupiah menguat tajam sejak pembukaan pagi dari Rp14.580 ke Rp14.480 pada menjelang siang ini, Selasa (18/12). 
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah sentimen negatif yang mewarnai pasar modal karena jatuhnya saham-saham di bursa AS, rupiah menguat tajam sejak pembukaan pagi dari Rp14.580 ke Rp14.480 pada menjelang siang ini, Selasa (18/12). 

Penguatan terjadi setelah Bank Indonesia pada pukul 08.30 membuka lelang DNDF dengan metode Fixed Rate Tender selama 15 menit. 

Selesai lelang, Bank Indonesia juga melakukan intervensi DNDF secara langsung via 8 broker, sehingga memacu kurs spot semakin menguat ke Rp14.500, dan berhasil tembus ke Rp14.480 menjelang siang pukul 11.00 WIB.

Kepala Departmen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah mengungkapkan dengan selalu hadirnya Bank Indonesia di pasar DNDF menjadikan kurs NDF yang diperdagangkan di pasar luar negeri tidak terlalu liar. "Bahkan sekarang kurs NDF luar negeri mengikuti kurs DNDF," ujar Nanang, Selasa (18/12).

Dalam lelang atau intervensi DNDF, Nanang menuturkan BI tidak menggunakan cadangan devisa, melainkan dalam rupiah tergantung dari hasil fixing dua hari sebelum kontrak DNDF jatuh waktu.

Ke depan, Nanang menambahkan lelang DNDF akan dilakukan secara reguler tiap hari pukul 08.30 WIB, dan dapat dibuka sesi sore pukul 15.45 WIB.  Antara jeda waktu kedua lelang pagi dan sore, BI dapat melakukan intervensi DNDF.

"Lelang dan intervensi tersebut selain untuk menjaga stabilitas rupiah, juga untuk membuat pasar DNDF menjadi lebih berkembang dan likuid," papar Nanang.

Pukul 11:24 WIB, rupiah menguat paling besar sebesar 0,67%. Di posisi kedua, rupee India sebesar 0,45%. Selanjutnya, posisi ketiga yaitu yen Jepang 0,25% dan keempat offshore renminbi sebesar 0,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper