Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Turun Jelang Rapat The Fed, IHSG Melemah pada Awal Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,76% atau 46,34 poin ke level 6.042,97 pada pukul 09.19 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,54% atau 33,07 poin di level 6.056,23.
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada awal perdagangan hari ini, Selasa (18/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,76% atau 46,34 poin ke level 6.042,97 pada pukul 09.19 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,54% atau 33,07 poin di level 6.056,23.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.014,79-6.059,51. IHSG melanjutkan pelemahannya setelah pada akhir perdagangan Senin (17/12) ditutup melemah 1,31% atau 80,54 poin ke level 6.089,30.

Sebanyak 71 saham menguat, 158 saham melemah, dan 392 saham stagnan dari 621 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing melemah 2,61% dan 1,63% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pagi ini.

Seluruhnya sembilan sektor terpantau bergerak di zona merah pagi ini, dipimpin sektor finansial yang melemah 1,05%, disusul sektor konsumer dan properti yang masing-masing melemah 0,98% dan 0,88%.

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan IHSG hari ini menunjukkan indikasi pelemahan lanjutan pada kisaran 6.061,000 hingga 6.032,695.

Sementara itu, pergerakan bursa saham di Asia Tenggara cenderung melemah, dengan indeks FTSE Straits Time turun 1,34%, indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,16%, dan indeks PSEi Filipina melemah 1,4%.

Di Asia, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melemah 0,94% dan 1,07%, sedangkan indeks Shanghai Composite China melemah 0,2%.

Dilansir Reuters,  saham Asia meluncur pada perdagangan pagi ini, Selasa (18/12/2018), terseret anjloknya bursa saham Wall Street Amerika Serikat (AS) akibat kekhawatiran mengenai melambatnya ekonomi global.

Pada perdagangan Senin (17/12), indeks S&P 500 berakhir tersungkur 2,08% dan menyentuh level terendahnya sejak Oktober 2017. Nilai pasarnya telah terhapus sekitar US$3,4 triliun sejak akhir September.

Peringatan laba yang disampaikan ASOS, peritel pakaian online ternama asal Inggris, pada Senin mengejutkan para investor sekaligus membawa saham consumer discretionary AS turun 2,8%.

“Peritel AS telah menimbun barang-barang konsumsi dari China sebelum kenaikan tarif, menumpuk persediaan. Mulai sekarang biaya mereka terlihat naik tahun depan. Ini mungkin sudah banyak diketahui tetapi kini menjadi kenyataan,” kata Tatsushi Maeno, pakar strategi senior di Okasan Asset Management, seperti dilansir Reuters.

Di sisi lain, bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (19/12) waktu setempat, yang akan menjadi kenaikan keempatnya tahun ini.

Kendati demikian, banyak investor kini juga memperkirakan bahwa tanda-tanda gejolak ekonomi akan mendorong The Fed untuk mengisyaratkan perlambatan laju pengetatan pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper