Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Neraca Perdagangan November Seret IHSG Hingga Anjlok 1%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya dan berakhir melorot lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Senin (17/12/2018), pascarilis data neraca perdagangan November 2018.
Pengunjung berbincang di depan monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/9/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Pengunjung berbincang di depan monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/9/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya dan berakhir melorot lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Senin (17/12/2018), pascarilis data neraca perdagangan November 2018.

IHSG ditutup melorot 1,31% atau 80,54 poin di level 6.089,30, pelemahan pada hari kedua, setelah berakhir terkoreksi 0,13% atau 7,88 poin di level 6.169,84.

Indeks mulai melanjutkan pelemahannya saat dibuka turun 0,1% atau 6,21 poin di posisi 6.163,63 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.089,30 – 6.174,22.

Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, dipimpin sektor industri dasar (-2,20%) dan konsumer (-1,75%). Adapun sektor pertanian mampu berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,49%.

Dari 621 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 147 saham menguat, 264 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 2,91% dan 2,17% menjadi penekan utama terhadap pergerakan IHSG pada akhir perdagangan hari ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$2,05 miliar pada November 2018 seiring besarnya defisit di neraca migas. 

Nilai defisit ini disebabkan oleh dari posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$14,83 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar US$16,88 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkapkan penyebabnya adalah defisit di neraca migas yang mencapai US$1,46 miliar pada November 2018.

"Defisit di neraca migas ini disebabkan defisit yang cukup besar di hasil minyak sebesar US$1,58 miliar," papar Kecuk, Senin (17/12/2018).

Secara kumulatif (Januari-November), Kecuk melaporkan neraca perdagangan masih mengalami defisit sebesar US$7,52 miliar. Posisi ini jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami surplus US$12,08 miliar. 

"Jadi bisa dilihat pergerakan defisitnya, sehingga diharapkan upaya mengenjot ekspor dan mengendalikan impor lebih baik lagi agar neraca perdagangan dapat kembali surplus ke depannya," tegas Kecuk. 

Nilai ekspor per November mengalami penurunan 6,69% menjadi US$14,83 miliar disebabkan oleh penurunan ekspor migas. Ekspor hasil minyak, minyak mentah dan gas mengalami penurunan.

Sementara itu, ekspor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 6,25% dari bulan sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas dipicu oleh penurunan ekspor perhiasan dan permata, lemak dan minyak nabati dan bahan bakar mineral.

Lebih lanjut, BPS mencatat impor sebesar US$16,88 miliar atau turun 4,47% dibandingkann Oktober 2018. Impor migas mengalami penurunan 2,80% dan impor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 4,80% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu sebesar US$15,11 miliar, impor per November 2018 mengalami kenaikan sebesar 11,68%.

Di sisi lain, untuk sektor pertanian, ekspor mengalami peningkatan tipis sebesar 1,29% dari bulan sebelumnya menjadi US$320 juta didorong oleh komoditas cengkih, kakao, mutiara hasil budidaya dan hasil hutan bukan kayu.

Kemudian, ekspor pertanian secara tahunan juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,05% didorong oleh ekspor komoditas seperti cengkih, kakao dan hasil hutan bukan kayu.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 melanjutkan pelemahan pada hari kedua dan berakhir melorot 1,49% atau 8,27 poin di level 547,06, setelah ditutup terkoreksi 0,15% atau 0,81 poin di posisi 555,33 pada Jumat (14/12).

Aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing pun berlanjut pada perdagangan hari kedua. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp405,6 miliar pada perdagangan hari ini.

Indeks saham lainnya di Asia berakhir variatif sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (-0,05%), indeks FTSE KLCI Malaysia (-1,22%), dan indeks FTSE Straits Times Singapura (+1,21%).

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang mampu rebound dan berakhir naik 0,13% dan 0,62% masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik tipis 0,08%.

Sementara itu di China, indeks Shanghai Composite berakhir naik 0,16% saat indeks CSI 300 ditutup turun 0,15%. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun tipis 0,03%.

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

(%)

HMSP

-2,91

BBRI

-2,17

BMRI

-2,31

UNVR

-2,25

ASII

-1,78

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

EMTK

+2,92

APEX

+17,69

LPPF

+3,56

POLL

+4,14

BNLI

+3,57

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper