Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Menguat di Tengah Kehati-hatian, IHSG Pertahankan Rebound di Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,52% atau 31,67 poin ke level 6.108,26 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,35% atau 21,14 poin di level 6.097,73.
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap menguat hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (12/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,52% atau 31,67 poin ke level 6.108,26 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,35% atau 21,14 poin di level 6.097,73.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.084,34 – 6.111,86. Adapun pada perdagangan Selasa (11/12), IHSG berakhir terkoreksi 0,57% atau 34,77 poin di posisi 6.076,59.

Delapan dari sembilan sektor bergerak di zona hijau, dipimpin sektor industri dasar dengan penguatan 2,02% dan properti yang menguat 1,08%. Adapun sektor pertanian melemah 0,73%.

Sebanyak 212 saham menguat, 155 saham melemah, dan 253 saham stagnan dari 620 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Astra International Tbk yang masing-masing menguat 5,16% dan 0,92% menjadi penopang utama terhadap penguatan IHSG pada akhir sesi I.

Sementara itu, mayoritas indeks saham lainnya di kawasan Asia bergerak menguat siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+1%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,82%), indeks SE Thailand (+0,42%), sedangkan indeks PSEi Filipina melemah 0,27%.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 1,86% dan 1,99%. Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 0,16% dan 0,1%.

Dilansir Reuters, penguatan bursa Asia didorong ekspektasi atas kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, namun pasar juga cenderung berhati-hati untuk tidak terlalu antusias mengenai hal tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan adanya pembicaraan dengan pemerintah China melalui sambungan telepon. Trump juga menyatakan tidak akan menaikkan tarif terhadap impor China sampai ia meyakini kesepakatan.

Trump bahkan mengatakan siap campur tangan dalam kasus penangkapan CFO Huawei Technologies, Meng Wanzhou, jika hal itu memengaruhi kepentingan keamanan nasional atau membantu mencapai kesepakatan perdagangan.

Di sisi lain, nilai tukar pound sterling meluncur akibat tertekan laporan bahwa para anggota parlemen Konservatif dapat memilih mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Theresa May.

Perkembangan politik ini muncul sehari setelah keputusan May menunda pemungutan suara di parlemen terkait kesepakatan Brexit.

“Pasar khawatir bahwa May dapat digantikan oleh pendukung Brexit, sehingga meningkatkan kemungkinan skenario tidak adanya kesepakatan,” kata Rodrigo Catril, pakar strategi senior valas di NAB, seperti dilansir Reuters.

“Intinya ada ketidakpastian besar tentang apakah Theresa May dapat bertahan sebagai PM dan apa prospeknya untuk pemilihan umum, referendum baru, atau hard Brexit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper