Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinarmas Sekuritas: IHSG Bergerak Mixed di Level 6.056-6.155

Sinarmas Sekuritas memprediksi IHSG bergerak mixed pascaditutup melemah dalam perdagangan kemarin, Senin (10/12).
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA- Sinarmas Sekuritas memprediksi IHSG bergerak mixed pascaditutup melemah dalam perdagangan kemarin, Senin (10/12).

Tim analis Sinarmas Sekuritas menyebutkan secara teknikal indeks hari Selasa (11/12), IHSG diprediksi bergerak di kisaran 6.056-6.155.

Adapun sentimen penggerak IHSG hari ini adalah sebagai berikut

Bursa AS ditutup menguat pada perdagangan Senin (10/12) ditopang oleh penguatan saham-saham teknologi. Harga batubara stabil di level USD 102.65 per Mt. Crude oil turun ke level USD 50.95 per barrel. Rupiah bergerak melemah terhadap Dollar AS ke level Rp 14.609. 10Yr Government Bonds Yield stabil di level 8.11%.

Dari dalam negeri, hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia mencatatkan Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2018 tumbuh 2,9% YoY, turun dibandingkan IPR September yang tumbuh 4,8% YoY.

Dari dalam negeri, pemerintah berencana menambah anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun 2019. Sebelumnya, anggaran KUR tahun ini tercatat sebesar Rp 123 triliun, dan di tahun depan akan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 140 triliun.

Sehubungan dengan emiten, Adhi Karya (ADHI) menerima realisasi pembayaran kedua pekerjaan proyek LRT Jabodebek Tahap I  senilai Rp 2,5 triliun. Pembayaran diterima dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola proyek LRT Jabodebek. Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progress pekerjaan LRT Jabodebek Tahap I dari Oktober 2017 dengan Juni 2018.

Sehubungan dengan emiten, Medco Energi Internasional (MEDC) mencatatkan pendapatan 9M18 sebesar USD 928 juta (+55% YoY). Kerugian tahun berjalan tercatat sebesar USD 1,2 juta (vs laba USD 168 juta 9M17).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper