Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan AS-China Tekan Indeks Saham Berjangka AS

Indeks saham berjangka AS memperpanjang penurunan setelah China memanggil duta besar AS menyusul penangkapan Chief Financial Officer Huawei Technologies Co.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham berjangka AS memperpanjang penurunan setelah China memanggil duta besar AS menyusul penangkapan Chief Financial Officer Huawei Technologies Co.

Indeks berjangka S&P 500 bulan Desember turun sebanyak 1% pada 6.55 WIB hari Senin (10/12/2018) dengan 17.093 kontrak yang diperdagangkan dalam 10 menit pertama, jauh lebih tinggi dari rata-rata yang hanya 1.000 perdagangan.

Kontrak pada Indeks Nasdaq 100 dan Dow Jones Industrial Average menurun 1% persen dan 0,9%. Indeks S&P 500 merosot 4,6% pada penutupan Jumat pekan lalu (7/12), penurunan terbesar sejak Maret.

Dilansir Bloomberg, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng memanggil Duta Besar AS untuk China, Terry Branstad, dalam protes atas penangkapan CFO Huawei Technologies Co. Meng Wanzhou, dan mengatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

Meng ditangkap di Vancouver pada 1 Desember atas perintah otoritas AS karena diduga melanggar sanksi Amerika atas penjualan teknologi ke Iran. Duta besar Kanada untuk China dipanggil ke kementerian pada hari Sabtu.

Kementerian mengatakan tindakan AS telah melanggar hak dan kepentingan sah warga negara China, menurut sebuah posting di situs web kementerian. "China akan mengambil tindakan lebih lanjut berdasarkan tindakan AS."

"Kurangnya detail dan retorika yang meningkat antara China dan AS bergerak kembali ke 'pijakan mirip perang' terkait perdagangan dan hubungan," kata James Soutter, kepala ekuitas global di K2 Asset Management Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

"Saya memperkirakan perang kata-kata menjadi lebih buruk dan dengan itu, pasar diperdagangkan di tengah ketakutan dan uang tunai menjadi safe haven saat ini," lanjutnya.

Selain kekhawatiran bahwa gencatan perdagangan antara Washington dan Beijing berisiko, tanda-tanda perlambatan ekonomi China membuat investor gelisah.

Indeks harga produsen China naik pada bulan November dengan laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun terakhir, sementara indeks harga konsumen naik lebih lambat dari perkiraan.

Berdasarkan data yang dirilis Minggu, indeks harga produsen naik 2,7% pada November dari tahun sebelumnya, sedangkan indeks harga konsumen naik 2,2%.

Sementara itu, ekspor dalam dolar naik 5,4%, sedangan impor tumbuh 3%, memperluas surplus perdagangan China menjadi US$44,7 miliar dari US$34,8 miliar, yang tertinggi tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper