Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakrie & Brother (BNBR) Kebut Proyek Gasifikasi Batu Bara

Bakrie & Brother (BNBR) mengharapkan proyek gasifikasi batubara di Kalimantan dapat segera dimulai. Bobby Gafur Sulistyo Umar, Direktur Utama Bakrie & Brother menuturkan saat ini proyek gasifikasi ini tengah masuk tahap studi kelayakan.
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur S. Umar (kiri) didampingi Direktur A. Amri Aswono Putro, memberikan penjelasan saat public expose insidentil di Jakarta, Selasa (26/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur S. Umar (kiri) didampingi Direktur A. Amri Aswono Putro, memberikan penjelasan saat public expose insidentil di Jakarta, Selasa (26/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, PADANG - PT Bakrie & Brother Tbk mengharapkan proyek gasifikasi batubara di Kalimantan dapat segera dimulai.

Bobby Gafur Sulistyo Umar, Direktur Utama Bakrie & Brother menuturkan saat ini proyek gasifikasi ini tengah masuk tahap studi kelayakan. 

"Ini masuk tahap riset perhitungan cost antara berapa modal, harga batu bara dikonversi menjadi gas. Tapi arahnya sebentar lagi, mungkin tidak lama lagi sudah keluar hasilnya," kata Bobby di sela-sela Kongres Persatuan Insinyur Indonesia di Padang, Kamis (6/12/2018). 

Bobby menuturkan dalam proyek gasifikasi batubara di Kalimantan ini, pihaknya akan menjadi penyedia bahan baku batu bara. Sedangkan untuk proyek gasifikasi sendiri selain menggandeng investor dalam negeri juga menjaring mitra bisnis dari China. "Sizenya berapa? Itu masih dihitung. Secepatnya," katanya. 

Sebelumnya pada Semester I/2018 lalu Kementerian Koordinator Kemaritiman mengumumkan telah melakukan penandatanganan dua nota kesepahaman dan lima kontrak kerja sama antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan China. 

Kontrak kerjasama yang ditandatangani yakni pengembangan industri gasifikasi batubara US$700 juta oleh Komisaris BNBR dengan investor. Selain itu proyek hydropower di Kayan senilai US$ 2 miliar, juga perjanjian investasi joint venture untuk hydropower plant di Sungai Kayan senilai US$17,8 miliar.

Selanjutnya perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai US$ 1,6 miliar. Sedangkan kontrak kelima terkait pengembangan steel smelter senilai US$ 1,2 miliar di Morowali.

Sedangkan dua nota kesepahaman yang disepakati yakni pengembangan mobil-motor listrik dan pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper