Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terseret Bursa Asia, IHSG Melemah di Awal Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,63% atau 38,49 poin ke level 6.114,37 pada pukul 9.21 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,9% atau 55,22 poin di posisi 6.097,64.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (5/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,63% atau 38,49 poin ke level 6.114,37 pada pukul 9.21 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,9% atau 55,22 poin di posisi 6.097,64.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.064,83 – 6.119,31. Adapun pada perdagangan Selasa (4/12), IHSG ditutup menguat 0,56% atau 34,54 poin ke level 6.152,86.

Sebanyak 64 saham menguat, 172 saham melemah, dan 382 saham stagnan dari 618 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing melemah 1,89% dan 1,15% menjadi penekan utama terhadap pergerakan IHSG pagi ini.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG melemah pada perdagangan pagi ini, didorong sektor finansial yang melemah 1,09% dan sektor konsumer yang turun 0,86%.

Di sisi lain, hanya sektor industri dasar yang menguat 0,44% dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.

Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis 27 melaju di zona merah dengan pelemahan 0,78% atau 4,35 poin ke level 551,39 pada pukul 9.22 WIB, setelah dibuka turun 7,13 poin atau 1,28% ke level 548,62.

IHSG melemah mengikuti gerak bursa Asia yang terseret oleh anjloknya bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) saat penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi AS bertenor jangka panjang dan isu perdagangan menyulut kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global.

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,6%, sedangkan indeks Nikkei Jepang melorot 1,15% dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 1%. Adapun bursa saham Australia melorot 1,3% menyusul rilis data pertumbuhan kuartal ketiga yang meleset dari ekspektasi.

Dilansir dari Reuters, pasar ekuitas global kembali bergoyang saat kurva imbal hasil obligasi AS yang flat memicu kegelisahan akan resesi dan kekhawatiran atas konflik perdagangan AS-China muncul kembali.

Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing anjlok sekitar 3,1% dan 3,8% pada akhir perdagangan Selasa (4/12). Saham keuangan, yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar obligasi, pun turun 4,4%.

Sinyal dari Federal Reserve AS pekan lalu mengenai kemungkinan mendekati akhir siklus kenaikan suku bunganya telah mendorong imbal hasil AS bertenor 10 tahun ke posisi terendahnya dalam tiga bulan di bawah 3%.

“Perekonomian AS kemungkinan akan mampu menahan satu atau dua kenaikan suku bunga lebih lanjut, karenanya kurva yang flat terlihat sedikit berlebihan. Meski demikian, memang benar bahwa prospek ekonomi lebih suram daripada sebelumnya,” kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper