Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sentuh Level Penutupan Tertinggi Baru

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang penguatannya pada perdagangan akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (4/12/2018).
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang penguatannya pada perdagangan akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (4/12/2018).

IHSG ditutup menguat 0,56% atau 34,54 poin di level 6.152,86 level penutupan tertinggi baru sejak 24 April. Pada perdagangan Senin (3/12/2018), IHSG mampu rebound dan berakhir menguat 1,03% atau 62,20 poin di posisi 6.118,32.

IHSG mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,01% atau 0,31 poin di level 6.118,63 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG konsisten bergerak positif di kisaran 6.118,47 – 6.152,86.

Enam dari sembilan sektor berakhir di teritori positif, dipimpin sektor industri dasar (+1,66%) dan infrastruktur (+1,63%). Adapun tiga sektor lainnya menetap di zona merah, dipimpin pertanian yang melemah 1,01% sekaligus membatasi kenaikan IHSG hari ini.

Dari 618 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 187 saham menguat, 22 saham melemah, dan 209 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 1,55% dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 2,16% menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG pada akhir perdagangan.

Kembalinya aksi beli bersih atau net buy oleh investor asing turut mendukung berlanjutnya penguatan IHSG pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy senilai sekitar Rp1,65 triliun, setelah dua hari mencatatkan aksi jual bersih (net sell).

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 ditutup menguat 1,03% atau 5,66 poin di level 555,75, setelah rebound dan berakhir menanjak 0,80% atau 4,36 poin di level 550,09 pada Senin (3/12).

Indeks saham lainnya di Asia terpantau bergerak variatif sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (+2,27%), indeks FTSE KLCI Malaysia (-0,28%), indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,72%), dan indeks SE Thailand (-0,08%).

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup anjlok lebih dari 2%, mematahkan reli penguatan yang mampu dibukukan tujuh sesi beruntun sebelumnya, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan berakhir melemah 0,82%.

Meski demikian di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 berhasil ditutup menguat 0,42% dan 0,21% masing-masing, diikuti indeks Hang Seng Hong Kong yang berakhir naik 0,29%.

Secara keseluruhan, menyurutnya harapan akan resolusi yang cepat atas perang perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) mendorong bursa saham global tergelincir pada perdagangan hari ini.

Dilansir dari Reuters, kesesuaian antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela pertemuan KTT G20 akhir pekan kemarin telah memanaskan gairah pasar pada Senin (3/12).

Namun sentimen optimisme dengan cepat menyurut akibat skeptisisme bahwa pemerintah AS dan China dapat menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang mendalam terkait perdagangan dalam waktu 90 hari seperti yang disepakati. Indeks MSCI saham global pun turun 0,1%.

Kebingungan pada pasar telah muncul terkait kapan dimulainya periode 90 hari yang dimaksud. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan periode itu dimulai pada 1 Desember. Sebelumnya, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan bahwa periode itu akan dimulai pada 1 Januari.

Selain itu, tidak ada komitmen seperti dikatakan oleh pejabat AS telah diberikan oleh China, termasuk ihwal mengurangi tarif 40% untuk mobil, yang disetujui secara tertulis dan tidak ada pemaparan detail untuk hal ini.

“Reli awal tidak akan pernah bertahan. Investor perlu mendengar lebih banyak detail saat ini agar sentimen aset risiko bertahan,” kata Jasper Lawler, kepala riset di London Capital Group.

“Sejauh ini detailnya belum terdengar dan investor memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.”

Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berakhir melemah 48 poin atau 0,34% di level Rp14.292 per dolar AS, setelah mampu membukukan apresiasi terhadap dolar AS selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBCA

+1,55

TLKM

+2,16

INKP

+10,24

UNTR

+4,28

CPIN

+3,33

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

(%)

ASII

-0,87

GGRM

-1,33

MIKA

-6,67

INTP

-1,63

MYOR

-1,95

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper