Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ambil Untung, Bursa Saham Jepang Anjlok

Aksi profit taking oleh investor menekan pergerakan bursa saham Jepang berakhir anjlok pada perdagangan hari ini, Selasa (4/12/2018), setelah mampu menguat selama tujuh hari berturut-turut sebelumnya.
Bursa saham Jepang/Ilustrasi
Bursa saham Jepang/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi profit taking oleh investor menekan pergerakan bursa saham Jepang berakhir anjlok pada perdagangan hari ini, Selasa (4/12/2018), setelah mampu menguat selama tujuh hari berturut-turut sebelumnya.

Indeks Topix ditutup anjlok 2,36% atau 39,85 poin di level 1.649,20, setelah mulai tergelincir ke zona merah dengan dibuka terkoreksi 0,20% atau 3,33 poin di posisi 1.685,72.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.109 saham pada indeks Topix, 125  saham di antaranya menguat, 1.950 saham melemah, dan 34 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Nintendo Co. Ltd. yang masing-masing turun 1,72% dan 5,28% menjadi penekan utama atas anjloknya Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir anjlok 2,39% atau 538,71 poin di level 22.036,05, setelah dibuka dengan koreksi 0,18% atau 40,79 poin di posisi 22.533,97.

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 3 saham menguat, 22 saham melemah, dan 1 saham stagnan. Saham Fast Retailing Co. Ltd. (-2,73%), FANUC Corp. (-5,13%), dan Recruit Holdings Co. Ltd. (-5,06%).

Turut menekan dua indeks saham utama di Jepang tersebut, nilai tukar yen terpantau berbalik menguat 0,56 poin atau 0,49% ke level 113,10 yen per dolar AS pada pukul 14.49 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis 0,01% atau 0,01 poin di posisi 113,67.

Dilansir dari Bloomberg, bursa saham Jepang membukukan penurunan pertama dalam delapan sesi perdagangan terakhir akibat terbebani penguatan nilai tukar yen dan aksi jual saham oleh investor demi membukukan untung dari penguatan saham sepekan terakhir.

Adapun penguatan yen ditopang penurunan dalam imbal hasil obligasi AS yang berdampak pada pelemahan dolar AS. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 3 bps menjadi 2,94%.

“Pergerakan dolar AS terhadap yen Jepang telah terseret turun oleh aksi jual dolar AS yang diakibatkan penurunan imbal hasil AS dan aksi beli untuk yen,” ujar Kengo Suzuki, kepala strategi valas di Mizuho Securities Co.

Saham eksportir pun turun tajam karena apresiasi nilai tukar yen terhadap sejumlah mata uang utama membuat barang-barang asal Jepang menjadi kurang kompetitif di luar negeri sehingga merugikan pendapatan eksportir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper