Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Emas ANTM Bakal Tumbuh 94% Hingga Akhir 2018

PT Aneka Tambang Tbk. memproyeksikan penjualan emas pada akhir 2018 tumbuh 94% secara tahunan ditopang strategi penjualan perseroan.
Gedung Antam
Gedung Antam

Bisnis.com, BOGOR — PT Aneka Tambang Tbk. memproyeksikan penjualan emas pada akhir 2018 tumbuh 94% secara tahunan ditopang strategi penjualan perseroan.

Direktur Operasi Aneka Tambang Hari Widjajanto mengungkapkan penjualan emas perseroan masih akan terus bertambah pada November 2018 dan Desember 2018. Dengan demikian, pencapaian tahun ini diproyeksikan bakal melampaui target penjualan yang dipasang sebanyak 24 ton.

“Sampai akhir tahun penjualan emas bisa 26 ton,” ujarnya di Bogor, Jumat (30/11).

Dengan capaian tersebut, sambungnya, volume penjualan emas emiten berkode saham ANTM itu tumbuh sekitar 94% dari realisasi tahun lalu. Total penjualan emas perseroan menurutnya mencapai 13,4 ton pada 2017.

Hari mengungkapkan kenaikan itu berkat strategi penjualan yang diterapkan oleh perseroan. Saat ini, tidak diperbolehkan lebur emas untuk dicap. 

“Jadi emas yang beredar itu benar-benar produksi ANTM. Strategi tersebut mendongkrak penjualan kami,” paparnya.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Manajemen ANTM menyampaikan, sudah merealisasikan penjualan emas sejumlah 24 ton per Oktober 2018. Jumlah itu setara dengan target setahun penuh yang dipasang perseroan.

ANTM mencatat kinerja penjualan perseroan pada tahun ini cenderung meningkat. Per September 2018, penjualan emas melonjak 221% secara tahunan menjadi 22.388 kilo gram (kg) dari sebelumnya 6.966 kg. Adapun, volume produksi batu kuning relatif stabil sejumlah 1.478 kg, naik tipis dari periode 9 bulan pertama 2017 sebesar 1.473 kg.

Di sisi lain, Hari mengatakan saat ini perseroan memerlukan kesempatan untuk eksplorasi pendetailan di Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuannya, untuk menambah cadangan perseroan.

Dia menyebut saat ini sumber daya mineral yang dimiliki di tambang Pongkor mencapai 18 ton. Namun, jumlah tersebut belum dapat berstatus sebagai cadangan karena eksplorasi yang tidak bisa dilakukan akibat perubahan status kawasan menjadi hutan konservasi.

“Status sebagian besar [Gunung Pongkor] sebagai hutan konservasi sehingga tidak bisa melakukan eksplorasi disitu,” paparnya.

Hari mengatakan perseroan ingin mendapatkan akses untuk melakukan eksplorasi. Caranya, dengan menurunkan status Gunung Pongkor dari taman nasional menjadi hutan lindung atau produksi.

“Saat ini sedang kami upayakan,” imbuhnya.

Pihaknya menyatakan terus mengupayakan agar sumber daya mineral sebanyak 18 ton di Gunung Pongkor dapat menjadi cadangan. Dengan tambahan tersebut, ANTM dapat memproduksi 1,5 ton emas per tahun dari lokasi tersebut.

“Dengan 18 ton bisa [berpeluang] menambah 10 tahun di Pongkor,” ujarnya.

Sebagai catatan, tambang emas Pongkor merupakan salah satu sumber produksi utama emas ANTM. Kegiatan produksi di lokasi tersebut dimulai pada 1994 setelah mengantongi izin pada 1991.

Pada 2013, ANTM telah memperoleh perpanjangan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang emas Pongkor. Izin tersebut diperoleh sampai dengan 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper