Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Minyak AS Naik Tak Terduga, Harga Minyak Mentah Melemah

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Januari merosot melemah 2,5% atau 1,27 poin ke level US$50,29 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah menyusul peningkatan yang tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.

Hal tersebut menambah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan menjelang pertemuan antara eksportir utama Rusia dan Arab Saudi.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Januari merosot melemah 2,5% atau 1,27 poin ke level US$50,29 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari merosot 2,41% atau 1,45 poin ke level US$ 58,76 per barel di bursa ICE Futures Europe London.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak turun menyusul laporan dari Energy Information Administration (EIA) bahwa pasokan minyak dalam negeri naik untuk 10 pekan berturut-turut, didukung oleh meningkatnya impor.

EIA mengatakan bahwa stok minyak mentah nasional melonjak 3,58 juta barel pekan lalu, jauh di atas kenaikan 1 juta barel yang diprediksi oleh para analis dalam survei Bloomberg.

Pelaku pasar tetap fokus pada pertemuan yang diharapkan pada KTT G20 di Argentina antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan putra mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman.

OPEC dan sekutu-sekutunya sedang mempertimbangkan pemangkasan produksi 1 juta barel per hari atau lebih pada pertemuan pekan depan di Wina, dalam upaya menstabilkan harga yang anjlok lebih dari 30% sejak Oktober.

"Semua orang mencari pertemuan OPEC untuk menentukan arah harga dan hal itu akan sangat bergantung pada seberapa parah pemotongan itu," ungkap Adam Wise, yang mengelola portofolio minyak dan gas senilai US$9 miliar untuk John Hancock Financial Services Inc., seperti dikutip Bloomberg.

Arab Saudi dan Nigeria yakin bahwa OPEC dan mitranya akan berhasil menstabilkan harga, ungkap menteri energi Khalid Al-Falih dan Emmanuel Ibe Kachikwu mengatakan pada wartawan di Abuja.

Menambahkan ketidakpastian, Putin mengatakan bahwa harga Brent saat ini sekitar US$60 per barel adalah "benar-benar baik" untuk negaranya. Padahal, dua pekan lalu dia mengatakan Rusia cukup puas dengan level harga di US$70.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper