Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal The Fed Dorong Rupiah Menguat ke Rp14.383

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 146 poin atau 1% di level Rp14.383 per dolar AS, setelah pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran Rp14.339-Rp14.465 per dolar AS.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup rebound pada perdagangan hari ini, Kamis (29/11/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 146 poin atau 1% di level Rp14.383 per dolar AS, setelah pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran Rp14.339-Rp14.465 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka rebound dengan penguatan 64 poin atau 0,44% di level Rp14.465 per dolar AS pagi tadi, setelah pada perdagangan Rabu (28/11) berakhir terdepresiasi 0,10% atau 14 poin di level Rp14.529 per dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah menguat setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pernyataan yang dipandang sebagai sinyal bahwa para pembuat kebijakan dapat menghentikan siklus pengetatan mereka tahun depan.

Pada Rabu (28/11) waktu setempat Powell mengatakan bahwa rangkaian penaikan suku bunga oleh The Fed telah membawa kebijakan ”persis di bawah” kisaran perkiraan netral. Komentar itu mendorong kenaikan bursa saham AS sekaligus menekan pergerakan dolar AS.

Investor kemudian menantikan risalah pertemuan The Fed pada 7-8 November yang akan dirilis hari ini waktu setempat, demi mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang arah kenaikan suku bunga di masa mendatang.

“Rupiah menguat menyusul komentar Jerome Powell, meskipun saya pikir itu sedikit berlebihan mengingat bahwa ada KTT G20 pada pekan ini,” kata Nick Twidale, chief operating officer di Rakuten Securities Australia, seperti dikutip Bloomberg.

“Namun, rupiah baru saja kembali ke level yang terlihat di bulan Juli dan Agustus, jadi beberapa analis mungkin berpendapat level ini lebih dekat dengan nilai wajar mengingat kondisi ekonomi domestik saat  ini dan langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral untuk memperbaiki depresiasi mata uang sejak Juni,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan bank sentral akan tetap memberikan ruang bagi rupiah untuk terus menguat.

Rupiah menempati posisi terkuat kedua di antara mata mayoritas mata uang lainnya Asia yang juga menguat hari ini, di belakang rupee India yang terapresiasi 1,07%. Menyusul rupiah, won Korea Selatan juga menguat sebesar 0,65%.

 Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS yang melacak kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,06% atau 0,057 poin ke level 98,843 pada pukul 17.04 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka naik tipis 0,063 poin atau 0,07% di level 96,849, setelah pada perdagangan Rabu (28/11) berakhir dengan pelemahan 0,60% atau 0,583 poin di posisi 96,786.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper