Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 127 Poin, Rupiah Paling Kuat di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (29/11/2018) di level Rp14.408 per dolar AS, menguat 127 poin atau 0,87% dari posisi Rp14.535 pada Rabu (28/11).
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (29/11/2018) di level Rp14.408 per dolar AS, menguat 127 poin atau 0,87% dari posisi Rp14.535 pada Rabu (28/11).

Kurs jual ditetapkan Rp14.480 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.336 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 177 poin atau 1,22% ke level Rp14.352 per dolar AS pada pukul 10.48 WIB.

Nilai tukar rupiah rebound dengan dibuka terapresiasi 64 poin atau 0,44% di level Rp14.465 per dolar AS pagi tadi, setelah pada perdagangan Rabu (28/11) berakhir terdepresiasi 0,10% atau 14 poin di level Rp14.529 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.339-Rp14.465 per dolar AS.

Hampir seluruh mata uang di Asia memang terpantau menguat pagi ini. Namun,tak hanya mampu menguat menjauhi level Rp14.400 per dolar AS, nilai tukar rupiah juga unjuk gigi dengan menjadi yang terkuat di Asia terhadap dolar AS.

Penguatan rupiah diikuti rupee India yang terapresiasi 0,72%, won Korea Selatan dengan 0,43%, serta peso Filipina dan dolar Taiwan yang masing-masing menguat 0,31% pada pukul 11.07 WIB.

Di sisi lain, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau lanjut turun 0,028 poin atau 0,03% ke level 96,758 pada pukul 10.57 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka dengan kenaikan tipis 0,063 poin atau 0,07% di level 96,849, setelah pada perdagangan Rabu (28/11) berakhir melemah 0,60% atau 0,583 poin di posisi 96,786.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah memimpin penguatan mata uang di Asia setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pernyataan yang dipandang sebagai sinyal bahwa para pembuat kebijakan dapat menghentikan siklus pengetatan mereka tahun depan.

Pada Rabu (28/11) waktu setempat Powell mengatakan bahwa rangkaian penaikan suku bunga oleh The Fed telah membawa kebijakan ”persis di bawah” kisaran perkiraan netral. Komentar itu mendorong kenaikan bursa saham AS sekaligus menekan pergerakan dolar AS.

Investor kemudian menantikan risalah pertemuan The Fed pada 7-8 November yang akan dirilis hari ini waktu setempat, demi mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang arah kenaikan suku bunga di masa mendatang.

“Komentar Powell menjadi perkembangan yang menguntungkan bagi suku bunga negara emerging market di Asia, terutama untuk yang memiliki imbal hasil tinggi seperti India dan Indonesia," kata Vivek Rajpal, pakar strategi suku bunga Asia Tenggara dan India di Nomura.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

29 November

14.408

28 November

14.535

27 November

14.504

26 November

14.551

23 November

14.552

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper