Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas: Ditekan Banyak Sentimen, IHSG Masih Berpotensi Menguat

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG hari ini, Rabu (28/11/2018), masih memiliki potensi menguat pada support dan resistance di level 5.993-6.034.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG hari ini, Rabu (28/11/2018), masih memiliki potensi menguat pada support dan resistance di level 5.993-6.034.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa ada sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini.

Presiden Trump kemarin menyatakan bahwa Amerika memiliki kemungkinan akan terus maju dengan kenaikkan tarif pada $200 miliar barang barang China menjadi 25% dari sebelumnya 10%. Selain itu, ada kemungkinan akan ada tarif tambahan senilai US$257 miliar.

Ia juga menambahkan akan melakukan yang sama dengan semua impor yang tersisa dari negara Asia jika negosiasi gagal menghasilkan kesepakatan. Hal inilah yang membuat pasar saham di Eropa tertekan.

Menambah sentimen negatif, majalah Jerman Wirtschaftswoche mengabarkan bahwa laporan investigasi Departemen Perdagangan AS berada di meja Trump dan diperkirakan presiden akan membuat keputusan tentang pajak baru pada mobil impor setelah pertemuan G20 di Buenos Aires.

Fokus berikutnya adalah, Wakil Ketua Federal Reserve Clarida akan memberikan pidato di New York, yang diikuti dengan Powell hari berikutnya.

"Kami berharap pidato ini akan memberikan arah yang lebih jelas terkait dengan arah dari kenaikkan tingkat suku bunga The Fed," katanya dalam riset harian, Rabu (28/11/2018).

Bank Indonesia dalam penyampaiannya kemarin menjelaskan bahwa, Bank Indonesia berjanji akan terus mempertahankan kebijakan moneternya.

Strategi preemptive dan head of the curve akan menjadi andalan di tahun 2019, karena adanya waspada terhadap resiko eksternal termasuk kenaikkan suku bunga The Fed yang mungkin akan dilakukan lebih lanjut serta pertumbuhan global yang lebih lemah.

Kenaikan tingkat suku bunga bulan November kemarin juga dikarenakan Bank Indonesia telah memperhitungkan 2 kali potensi kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember dan Maret.

"Bank Indonesia yang lebih optimistis dan percaya diri menjadi penyejuk bagi para pelaku pasar dan investor," katanya.

Kemarin, Selasa (27/11/2018) IHSG ditutup terkoreksi 9,18 poin (-0,15%) ke level 6.013. Sementara itu,  investor asing mencatatkan pembelian bersih di semua perdagangan saham sebesar Rp155,76 miliar, sedangkan di pasar regular net buy sebesar Rp346,30 miliar.

Sektor industri yang mengalami kenaikan terbesar pada sektor keuangan (+1,05%), aneka industri (+1,00%), dan sektor yang mengalami penurunan terbesar dipimpin oleh sektor industri dasar (-2,04%), pertambangan (-1,59%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper