Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dihantui Prospek Pertemuan Trump-Xi Jinping, IHSG Fluktuatif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif antara teritori positif dan negatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (27/11/2018).
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif antara teritori positif dan negatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (27/11/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik ke zona hijau dan naik tipis 0,01% atau 0,35 poin ke level 6.023,13 pada pukul 09.26 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan koreksi 0,34% atau 20,39 poin di level 6.002,39.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 5.997,49 – 6.024,14. Adapun pada perdagangan Senin (26/11), IHSG mampu berakhir menguat 0,28% atau 16,58 poin di posisi 6.022,78, penguatan pada hari ketiga.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona hijau dengan support utama sektor aneka industri (+1,23%) dan properti (+0,63%). Sektor infrastruktur yang melemah 0,89% memimpin di antara koreksi tiga sektor sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) yang masing-masing naik 1,20% dan 3,58% menjadi penopang utama terhadap pergerakan IHSG.

Sebaliknya, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 2,76% dan 0,50% menjadi penekan utama terhadap IHSG.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 ikut bergerak fluktuatif dan turun tipis 0,1% atau 0,53 poin ke level 543,66 pada pukul 09.27 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,53% atau 2,86 poin di posisi 541,33.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia bergerak variatif pagi ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,48%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,86%), dan indeks PSEi Filipina (-0,45%).

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing naik 0,38% dan 0,11%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,19%. Adapun di China, indeks Shanghai Composite naik 0,07% dan indeks CSI 300 turun tipis 0,01%.

Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia secara keseluruhan harus berjuang untuk melanjutkan momentum rebound pasar saham global pada perdagangan Senin (26/11) setelah komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak menekan harapan gencatan perdagangan dengan China, sehingga meredam daya tarik aset berisiko di seluruh wilayah.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Trump mengatakan memperkirakan untuk bergerak maju dengan menaikkan tarif terhadap impor China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10%.

Trump menyebutkan sangat kecilnya kemungkinan bahwa dia akan menerima permintaan China untuk menunda kenaikan tarif tersebut yang direncanakan diberlakukan pada 1 Januari.

Komentarnya tersebut bertentangan dengan spekulasi terbaru tentang kemungkinan tercapainya kesepakatan ketika Trump bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, akhir pekan ini.

“Pandangan pesimistis Trump tentang kemungkinan kesepakatan perdagangan China dapat menusuk optimisme pasar global mulai pekan ini,” kata Sean Callow, seorang analis valas senior di Westpac, Sydney.

“Dikombinasikan dengan laporan pekan lalu dari perwakilan perdagangan AS, investor hanya memiliki harapan paling tipis bahwa pertemuan Trump-Xi di Argentina menghasilkan sesuatu yang berarti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper