Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Valbury Sekuritas: IHSG Masih Ditopang Internal, Pantau Saham Pilihan Ini

Valbury Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan pada awal pekan ini, Senin (26/11) masih ditopang faktor internal menyusul sejumlah kebijakan yang mulai mampu meredam gejolak nilai tikar rupiah.
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Valbury Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan pada awal pekan ini, Senin (26/11) masih ditopang faktor internal menyusul sejumlah kebijakan yang mulai mampu meredam gejolak nilai tikar rupiah.

Sentimen pasar dari dalam negeri, Pemerintah telah memberikan relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI) di paket kebijakan ekonomi ke-XVI. Namun, belum didukung dengan Peraturan Presiden terkait relaksasi DNI yang belum diterbitkan. Di pihak lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih akan melakukan sosialisasi dan menerima masukan dari para pengusaha.

Diharapkan dengan relakasasi DNI dapat meningkatkan transaksi modal dan finansial yang dapat menutupi defisit transaksi berjalan yang masih melebar. Pemerintah optimistis relaksasi DNI ini kondisi momentum yang tepat untuk mendorong masuknya aliran dana asing ke Indonesia yang diperkirakan bisa mendorong stabilnya rupiah.

Kenaikan bunga 7 Day Repo Rate (7-DRR) akan memengaruhi pasar uang antar bank (PUAB), yang secara langsung akan menentukan biaya dana. Kenaikan bunga PUAB, akan terefleksikan ke suku bunga deposito. Untuk mengkompensasi biaya tersebut, berpeluang mendorong kenaikkan suku bunga bunga kredit. Satu sisi, kenaikan bunga kredit tentu akan membuat konsumen dan pelaku usaha menahan diri untuk menarik kredit. Hal in dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melambat.

Sedangkan perlambatan ekonomi muiai terlihat di kuartal III 2018 dengan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,17%. Pihak lain, Goldman Sachs memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% pada tahun 2019. Alasannya Perang dagang dan pelambatan pertumbuhan ekonomi global akan mendorong pemerintah Indonesia memprioritaskan stabilitas ekonomi ketimbang pertumbuhan ekonomi.
Realisasi defisit anggaran hingga akhir November telah mencapai 2,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut masih di kisaran amanat UU APBNP 2017 yang memandatkan defisit antara 2,6-2,9% dari PDB.

Sentimen pasar dari luar negeri. Dalam pembicara perdagangan AS dan Cina, pemerintah Cina berharap kedua negara dapat menemukan cara untuk mengelola perbedaan melalui dialog. Sebelumnya Trump mengeluarkan pernyataan senada bahwa AS berharap dapat membuat kesepakatan dengan Cina  Pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping diperkirakan akan mengadakan pembicaraan selama KTT G20 di Buenos Aires, Argentina menjadi fokus perhatian pasar di pekan ini.

Kabar AS lainnya, Trump mengkritik dengan menuduh hakim telah membuat AS menjadi negara yang tidak aman karena telah memperburuk perselisihan  antar pencari suakan di perbatasan AS-Meksiko. Pernyataan Trump ini memicu teguran dari Hakim Agung John Roberts, kepala pengadilan konservatif pengadilan tinggi AS.

Prediksi IHSG :
Kendati faktor ekternal lemah dukungannya bagi IHSG pada perdagangan saham di pekan ini, namun faktor internal diperkirakan masih dapat memberikan topangan menyusul sejumlah kebijakan yang mulai mampu meredam gejolak nilai tikar rupiah.

Perspektif tenikal
Support Level :    5980/5953/5934
Resistance Level :   6025/6044/6071
Major Trend : Down
Minor Trend : Up
Pattern : Down to up

TRADING IDEAS :
These recommendations based on technical and only intended for one day trading

PTBA: Trading Buy
• Close 4310, TP 4370
• Boleh buy di level 4240-4310
• Resistance di 4370 & support di 4240
• Waspadai jika tembus di 4240
• Batasi resiko di 4210

UNTR: Trading Buy
• Close 31850, TP 32450
• Boleh buy di level  31700-31850
• Resistance di 32450 & support di 31700
• Waspadai jika tembus di 31700
• Batasi resiko di 31500

BBRI : Trading Buy
• Close 3480, TP 3550
• Boleh buy di level  3440-3480
• Resistance di 3550 & support di 3440
• Waspadai jika tembus di 3440
• Batasi resiko di 3420

BBCA:  Trading Buy
• Close 25100, TP 25400
• Boleh buy di level  24825-25100
• Resistance di 25400 & support di 24825
• Waspadai jika tembus di 24825
• Batasi resiko di 24650

MAIN:  Trading Buy
• Close 1190, TP 1245
• Boleh buy di level  1165-1190
• Resistance di 1245 & support di 1165
• Waspadai jika tembus di 1165
• Batasi resiko di 1140

PWON:  Trading Buy
• Close 600, TP 620
• Boleh buy di level  585-600
• Resistance di 620 & support di 585
• Waspadai jika tembus di 585
• Batasi resiko di 570

Ket.  TP : Target Price

WATCHING ON SCREEN;
CPIN, BJBR, ITMG, ADRO, TLKM, PTPP 

(Disclaimer ON)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper