Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Keluarga (MIKA) Bakal Akuisisi 2 Rumah Sakit Baru

Emiten rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. tengah melakukan negosiasi untuk mengakuisisi dua rumah sakit untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan.
IGD RS Mitra Keluarga Kalideres/mitrakeluarga.com
IGD RS Mitra Keluarga Kalideres/mitrakeluarga.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. tengah melakukan negosiasi untuk mengakuisisi dua rumah sakit untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan.

Investor Relation Mitra Keluarga Aditya Widjaja menuturkan, perseroan juga berencana untuk mengakuisisi dua rumah sakit. Terkait dengan nilai investasi yang disiapkan, MIKA masih enggan membeberkan mengingat hal tersebut masih dalam proses negosiasi.

"Jika aksi akuisisi berjalan lancar, maka semester tahun depan akan selesai," ungkapnya, Sabtu (24/11/2018).

Sebagai informasi, perseroan masih memiliki kas internal senilai Rp1,8 triliun yang akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi. Dia mengatakan, perseroan akan menggunakan kas internal untuk aksi akuisisi dua rumah sakit tersebut.

Terkait penurunan laba, kata Aditya, hal itu karena adanya pendapatan keuangan perseroan yang turun. Adapun, pendapatan keuangan MIKA per September 2018 senilai Rp57,43 miliar, turun  46,73% dari posisi Rp107,82 miliar.

Penurunan pendapatan keuangan MIKA  sejalan dengan berkurangnya deposito hingga Rp486,21 miliar sepanjang tahun ini, dari Rp969,32 miliar pada Desember 2017, menjadi Rp483,11 miliar pada September 2018.

"[Penarikan deposito] dikarenakan kas MIKA lebih rendah, karena tahun ini ada ekspansi rumah sakit dan juga pembelian tanah. Selain itu juga dampak penurunan suku bunga simpanan juga mempengaruhi," katanya.

Dia mengungkapkan, MIKA akan membuka dua rumah sakit baru di Bintaro dan Jatiasih pada kuartal I/2019, dengan kebutuhan investasi Rp250 miliar--Rp270 miliar, dan Rp80 miliar untuk pembelian tempat tidur.

Walaupun MIKA melakukan ekspansi, perseroan tetap mengincar pertumbuhan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization) hingga akhir 2018 5%-6% dan pertumbuhan pendapatan sekitar 9%--10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper