Bisnis.com, JAKARTA -- Sepanjang tahun berjalan 2018, harga saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. masih dalam tren negatif. Lalu, bagaimana pergerakan saham emiten BUMN dengan kode TLKM tersebut?
Kemarin, harga saham TLKM ditutup menguat 10 poin atau 0,25% pada level Rp3.960. Sepanjang tahun berjalan 2018, harga terkoreksi 10,81% dengan pergerakan harga sekitar Rp3.270 hingga Rp4.440 per saham. Adapun, selama 1 tahun terakhir, harga turun 5,71%.
Di sisi lain, kinerja keuangan perseroan pada kuartal III/2018 sedikit menunjukkan perbaikan, terutama pada kinerja pendapatan. Perseroan membukukan pendapatan Rp99,2 triliun atau naik tipis 2,27% dibandingkan dengan capaian perseroan pada periode sama tahun lalu (yoy). Sementara itu, perseroan mencatatkan penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 20,58% menjadi Rp14,32 triliun.
Adapun, NH Korindo Sekuritas mencatat bahwa kinerja perseroan masih sesuai dengan estimasi. Analis NH Korindo Sekuritas Selvi Octaviani menuturkan bahwa TLKM berhasil menyempitkan biaya pegawai sebesar 18% secara kuartalan menjadi Rp3,26 triliun dan menurunkan beban umum dan administrasi hingga 41% secara kuartalan menjadi Rp1,21 triliun.
Selain itu, kualitas yang dimiliki TLKM menjadi peluang untuk memenangkan pelanggan. Hal itu terlihat dari lonjakan belanja paket data yang tumbuh hingga 116,3% yoy.
NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp4.700 per saham pada 2019 dan proyeks price to earning (P/E) mencapai 18,3 kali.
Sementara itu, earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) TLKM pada 2018, 2019 dan 2020 masing-masing diproyeksikan senilai Rp61,55 triliun, Rp68,09 triliun dan Rp75,92 triliun. Lalu, penjualan pada 2018, 2019 dan 2020 diproyeksikan menjadi Rp134,28 triliun, Rp148,14 triliun dan Rp164,19 triliun, dengan proyeksi pertumbuhan masing-masing 4,7%, 10,3% dan 10,8%.
Melalui riset pada medio November 2018, analis Sinarmas Sekuritas Kenji Fanata mengatakan bahwa pemulihan TLKM sedang berlangsung. Ketatnya persaingan paket data, membuat TLKM sulit untuk menaikkan tarif data. Namun, pada Juli 2018, TLKM telah menaikkan harga data sekitar 4%—11%.
Selain itu, saham TLKM juga diuntungkan dari penyesuaian free float. Baru-baru ini, BEI mengumumkan rencananya untuk mengganti metodologi pembobotan untuk IDX30 dan LQ45 dari kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan penyesuaian free float.
Kenji menambahkan, dengan adanya penyesuaian free float, bobot saham TLKM di IDX30 dan LQ45 masing-masing menjadi 13% dan 12,4%, dari sebelumnya 9,7% dan 9,1%.
Sinarmas Sekuritas pun memproyeksikan pertumbuhan laba bersih TLKM pada 2018, 2019 dan 2020 masing-masing 3,8%, 9% dan 5,5%, menjadi Rp21,3 triliun, Rp23,2 triliun dan Rp24,5 triliun. Kenji memproyeksikan, laba per saham TLKM pada 2018, 2019 dan 2020 masing-masing senilai Rp215, Rp234 dan Rp247.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel