Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Regional Bergerak Variatif, IHSG Berbalik Melemah di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,25% atau 14,75 poin ke level 5.997,60 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan 0,27% atau 15,99 poin di level 6.028,34.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah dan kembali meninggalkan level 6.000 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (19/11/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,25% atau 14,75 poin ke level 5.997,60 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan 0,27% atau 15,99 poin di level 6.028,34.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.982,37 – 6.036,99. Adapun pada akhir perdagangan Jumat (16/11/2018), IHSG ditutup menguat 0,95% atau 56,61 poin ke level 6.012,35.

Sebanyak 183 saham menguat, 164 saham melemah, dan 269 saham stagnan dari 616 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang melemah 1,73% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pada akhir sesi I hari ini, disusul PT Bank Mandiri Tbk yang melemah 1,34%.

Enam dari sembilan sektor pada IHSG menetap di zona merah pada akhir sesi I, didorong sektor infrastruktur yang melemah 0,83%, disusul sektor konsumer yangturun 0,74%.

Di sisi lain, tiga sektor menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin sektor properti yang menguat 0,54%.

Sementara itu, indeks saham lainnya di kawasan Asia bergerak variatif siang ini dengan indeks FTSE Straits Times Singapura melemah 0,65%, indeks FTSE Malay KLCI turun 0,37%, indeks indeks SE Thailand menguat 0,07%, dan indeks PSEi Filipina menguat 1,78%.

Di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 0,37% dan 0,55%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,07%. Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 0,29% dan 0,55%.

Secara keseluruhan, bursa Asia cenderung bergerak terbatas di tengah perhatian pasar soal perselisihan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Sentimen perdagangan sempat didorong oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Jumat (16/11) bahwa AS mungkin tidak akan memberlakukan tarif lebih lanjut terhadap barang-barang China setelah pemerintah China mengirimkan daftar langkah-langkah yang bersedia untuk diambil demi mengatasi ketegangan perdagangan.

Komentar Trump tersebut pun memicu ekspektasi tercapainya kesepakatan ketika Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela pertemuan G-20 di Argentina bulan ini.

Kendati demikian, ketegangan China-AS kembali mencuat dalam KTT APEC di Papua Nugini selama akhir pekan, di mana para pemimpin gagal menyepakati deklarasi akhir untuk pertama kalinya sejak pertemuan tahunan ini digelar pada 1993.

Dalam sebuah pidato, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan tidak akan ada akhir bagi pengenaan tarif AS terhadap barang-barang China senilai US$250 miliar sampai Negeri Panda mengubah cara kerjanya.

“Komentar dari Trump dilihat menawarkan secercah harapan bahwa tarif lebih lanjut dapat ditahan,” kata kepala strategi FX NAB, Ray Attrill, seperti dikutip Reuters.

“[Namun] Pertukaran pernyataan sengit antara Pence dan Presiden China Xi Jinping di Papua Nugini pada akhir pekan terus menunjukkan bahwa ini kecil kemungkinan terjadi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper