Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan di Malaysia Naik, Harga CPO Berjangka Terkerek

Cadangan minyak kelapa sawit mentah di Malaysia tumbuh melambat dibandingkan dengan ekspektasi pada Oktober karena pengiriman dari negara produsen kedua di dunia itu tidak selemah yang diperkirakan sebelumnya.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Cadangan minyak kelapa sawit mentah di Malaysia tumbuh melambat dibandingkan dengan ekspektasi pada Oktober karena pengiriman dari negara produsen kedua di dunia itu tidak selemah yang diperkirakan sebelumnya.

Malaysia Palm Oil Board melaporkan, jumlah cadangan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Malaysia naik 7,6% menjadi 2,72 juta ton dari jumlah 2,53 juta ton pada September.  Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember tahun lalu, tetapi masih di bawah perkiraan 2,86 juta ton.

Ekspor CPO dari Malaysia turun 3% ke 1,57 juta ton, jauh dari estimasi penurunan sebanyak 12%. Dari sisi produksi mengalami kenaikan 6% menjadi 1,96 juta ton, serupa dengan ekspektasi dan merupakan level tertinggi dalam setahun terakhir.

Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia (MDE) sudah anjlok lebih dari 19% sepanjang tahun ini karena produksi yang membeludak dan kenaikan jumlah pasokan dari kedua negara produsen teratas Indonesia dan Malaysia di tengah kekhawatiran akan permintaan dari India dan China.

Doran Mistry, Direktur Godrej International mengatakan, kendati mengalami penurunan harga, hal itu membuat CPO semakin menarik sehingga mendorong kenaikan jumlah eskpor di pasar minyak mentah yang sedang mengalami kemunduran.

“Laporan MPOB dinilai sebagai sentimen netral-positif oleh pasar. Sejak harganya turun banyak, penawaran untuk pembelian juga ikut mengalami kenaikan di luar ekspektasi,” kata Gnanasekar Thiagarajan, Kepala Perdagangan dan Strategi Hedging di Kaleesuwari Intercontinental, dikutip dari Bloomberg, Senin (12/11/2018).

Penurunan harga CPO bersamaan dengan kenaikan permintaan untuk musim festival di India, membantu mendorong jumlah ekspornya naik melebihi ekspektasi pada Oktober.

Harga CPO di MDE pada Senin (12/11) mengalami kenaikan 8 poin atau 0,39% menjadi 2.048 ringgit per ton dan mencatatkan penurunan harga hingga 23,08% secara year-to-date (ytd).

Direktur pialang Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Supramaniam menuturkan bahwa angka ekspor MPOB pada Oktober merupakan kejutan karena sangat jauh dari perkiraan survei pasar.

“Harga CPO berjangka juga bisa mendapat dorongan dari pelemahan mata uang ringgit,” tambahnya.

Adapun, mata uang Malaysia mengalami pelemahan dalam tiga sesi beruntun hingga Senin (12/11). Namun, laporan pada sesi ini tidak akan mengurangi kekhawatiran investor akan kenaikan cadangan dengan permintaan dari China yang tidak menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Thiagarajan memproyeksikan secara teknikal, harga CPO terbuka untuk mengalami kenaikan lebih lanjut, akan tetapi titik terbawahnya juga belum tercapai. Harga CPO kemungkinan bisa diperdagangkan pada kisaran antara 1.975 – 2.085 ringgit per ton dalam sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper