Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Naik, Harga Minyak Mentah AS Makin Merosot

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) semakin merosot, setelah laporan industri menunjukkan peningkatan jumlah persediaan minyak mentah yang lebih besar dari ekspektasi di AS.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) semakin merosot, setelah laporan industri menunjukkan peningkatan jumlah persediaan minyak mentah yang lebih besar dari ekspektasi di AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember lanjut diperdagangkan di level US$61,79 per barel pada pukul 4.38 pagi waktu New York.

WTI bergerak kian turun setelah mengakhiri sesi perdagangan Selasa (6/11/2018) di level US$62,21 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan terendah sejak 6 April. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 20% di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari melorot US$1,04 dan berakhir di level US$72,13 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London pada Selasa. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$9,79 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Kontrak berjangka minyak melemah setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan ekspansi stok minyak mentah AS sebesar 7,83 juta barel pekan lalu.

Jika hal ini dikonfirmasikan oleh badan energi AS Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (7/11), maka akan menjadi peningkatan terbesar dalam lima pekan, dibandingkan dengan rata-rata peningkatan sebesar 2 juta barel dalam survei Bloomberg.

"Jika EIA mengonfirmasi kenaikan ini, pasti bisa menyebabkan pelemahan harga lebih lanjut," kata Kyle Cooper, direktur penelitian di IAF Advisors, seperti dikutip Bloomberg.

API juga dikabarkan melaporkan bahwa jumlah persediaan di hub pipa utama di Cushing, Oklahoma, bertambah sebesar 3,07 juta barel pekan lalu, sedangkan suplai bensin dan minyak distilat masing-masing turun.

Harga minyak mentah telah anjlok hampir 20% sejak menyentuh level tertingginya dalam empat tahun bulan lalu karena sinyal pasokan yang bearish di seluruh dunia menutupi kekhawatiran tentang ekspor yang terganggu dari Iran dan Venezuela.

Keringanan yang diberikan pemerintah AS akan memungkinkan sejumlah pelanggan terbesar Iran untuk membeli minyak mentah dari produsen no. 3 terbesar di OPEC tersebut selama enam bulan lagi, sehingga mengurangi kekhawatiran akan kekurangan suplai minyak.

Keringanan yang diumumkan pekan ini oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo itu berlaku untuk China, India, dan enam negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper