Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Pasar Amati Hasil Pemilu Paruh Waktu AS, Indeks Dolar Melemah

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau melemah 0,41% atau 0,92 poin ke level 95,92 pada pukul 11.04 WIB.
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Rabu (7/11/2018) karena pelaku pasar mengamati hasil pemilu paruh waktu AS untuk mendapat pandangan mengenai prospek di kongres.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau melemah 0,41% atau 0,92 poin ke level 95,92 pada pukul 11.04 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka terkoreksi 0,101 poin atau 0,1% di level 96,441, setelah pada perdagangan Selasa (6/10) berakhir menguat 0,28% atau 0,265 poin di posisi 96,542.

Dilansir Reuters, Partai Demokrat diperkirakan untuk memenangkan kendali Dewan Perwakilan AS, sedangkan Partai Republik tampaknya akan mempertahankan mayoritas mereka di Senat.

Adanya dua kubu yang terbagi di Kongres ini dapat merugikan dolar untuk sementara waktu. Sementara itu, kemenangan Partai Demokrat di satu atau kedua tempat kemungkinan dilihat sebagai penolakan Presiden Donald Trump dan kebijakan yang telah mendorong pertumbuhan perusahaan AS.

"Jika Kongres terbagi, dengan Demokrat yang mengendalikan DPR dan Republik di Senat, prospek stagnasi legislatif yang akan menyulitkan kebijakan seperti pemotongan kelas menengah yang diusulkan Presiden menjadi sentimen negatif untuk dolar AS," kata Kathy Lien, managing director valas di BK Asset Management, seperti dikutip Reuters..

Di sisi lain, dolar AS diperkirakan masih ditopang oleh risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis pada Kamis, di mana the Fed kemungkinan akan menegaskan kembali niatnya untuk menaikkan suku bunga di atas 3% pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper