Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah AS Turun ke Level Terendah

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun ke level terendahnya dalam tujuh bulan pada akhir perdagangan Senin (5/11/2018), seiring dengan memudarnya kekhawatiran bahwa sanksi AS terhadap Iran akan membebani suplai global.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun ke level terendahnya dalam tujuh bulan pada akhir perdagangan Senin (5/11/2018), seiring dengan memudarnya kekhawatiran bahwa sanksi AS terhadap Iran akan membebani suplai global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember turun 4 sen dan mengakhiri sesi di level US$63,10 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI telah turun 6,6% pekan lalu. Total volume yang diperdagangkan pada Senin mencapai sekitar 10% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari mampu naik 34 sen dan berakhir di level US$73,17 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$9,96 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah di New York turun setelah sempat naik pada awal sesi setelah sanksi AS terhadap Iran resmi diberlakukan.

Meski demikian, pemerintahan Presiden Donald Trump memberikan keringanan kepada China dan tujuh pembeli utama lainnya sehingga mereka dapat terus membeli sedikit minyak mentah dari Iran.

Sementara itu, ekspansi persediaan domestik mengurangi kekhawatiran pasar tentang pasokan global yang lebih ketat. Pada pusat pipa utama di Cushing, Oklahoma, stok minyak mentah kemungkinan bertambah 2,1 juta barel pekan lalu, menurut perkiraan yang dihimpun oleh Bloomberg.

“Realitas dari keringanan itu adalah akan ada sedikit minyak Iran yang tersisa di pasar, tetapi itu masih akan menjadi jumlah yang akan hilang di dalam pasar,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC., seperti dikutip Bloomberg.

Harga minyak meluncur dari level tertingginya dalam empat tahun bulan lalu seiring dengan tumbuhnya spekulasi bahwa pemerintah AS akan memberikan keringanan untuk menurunkan harga bensin menjelang pemilu paruh waktu di AS.

Pada saat yang sama, produsen-produsen lain di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berjanji untuk mengimbangi kesenjangan pasokan.

Sementara itu, perang dagang antara AS dan China memicu kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar akan tertekan bahkan ketika Presiden Trump mengutarakan keinginan untuk mencapai kesepakatan dengan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper