Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Astra dan Djarum Dinilai Lebih Baik dari Grup Konglomerasi Lain

FAC Sekuritas menilai kinerja Grup Astra dan Djarum mampu membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan hingga September 2018.
Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA--FAC Sekuritas menilai kinerja Grup Astra dan Djarum mampu membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan hingga September 2018.

Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, kinerja Grup Astra dan Grup Djarum lebih baik dibandingkan grup konglomerasi lainnya.

Di sisi lain, Wisnu menilai kinerja Grup Salim cukup menarik, akan tetapi secara keseluruhan menurun karena emiten perkebunan menurun.

"Kinerja Grup Astra didorong segmen otomotif, alat berat dan pertambangan. Walaupun dari sisi perkebunan Grup Astra menurun, secara keseluruhan kinerja Grup Astra masih menarik," ungkapnya pada Bisnis, Minggu (4/11/2018).

Wisnu memproyeksikan hingga akhir 2018 Grup Astra bisa tumbuh 15%. Dia pun memproyeksikan saham ASII bisa mencapai Rp9.100 hingga akhir 2018.

Untuk Grup Djarum, Wisnu menilai, kinerja pendapatan TOWR dan BBCA berhasil tumbuh 9,23% dan 10,1% hingga September 2018. Namun, Wisnu merekomendasikan buy untuk BBCA dengan target harga Rp25.100 hingga akhir 2018.

Sementara itu, Wisnu mengatakan, Grup Salim masih tertekan emiten SIMP dan LSIP yang terkontraksi cukup dalam.

Hingga September 2018, laba yang dibukukan SIMP dan LSIP masing-masing turun 77,64% dan 39,83% year on year.

Untuk Grup Salim, tambahnya, yang berhasil membukukan pendapatan cukup baik adalah ICBP. Dia pun memproyeksian harga saham ICBP hingga akhir 2018 bisa mencapai Rp10.000 per saham.

Wisnu mengatakan untuk Grup Saratoga dan Rajawali masih belum begitu menarik bila dilihat sisi kinerja.

Dia pun menilai Grup Triputra masih kurang menarik meskipun ASSA mencatatkan kinerja cukup baik. Namun, KMTR mencatatkan penurunan laba hingga 82,29%.

Untuk Grup Kresna, katanya, MCAS mencatatkan peningkatan laba yang luar biasa, akan tetapi direkomendasikan buy karena pendatang baru.

Selain itu, Wisnu menggarisbawahi meski Grup Kresna mencatatkan kenaikan pendapatan yang tinggi, dari sisi stabilitas masih belum bisa terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper