Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ikuti Pelemahan Bursa Asia di Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik melemah 0,05% atau 3,06 poin ke level 5.751,90 pada akhir sesi I, meskipun dibuka dengan penguatan 0,11% atau 6,49 poin di level 5.761,45.
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (26/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik melemah 0,05% atau 3,06 poin ke level 5.751,90 pada akhir sesi I, meskipun dibuka dengan penguatan 0,11% atau 6,49 poin di level 5.761,45.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.748,61 – 5.784,13. Pada perdagangan Kamis (25/10), IHSG ditutup melemah 0,80% atau 45,55 poin di posisi 5.754,96.

Sebanyak 162 saham menguat, 176 saham melemah, dan 272 saham stagnan dari 610 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.

Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG berada di zona merah di akhir sesi I, dengan tekanan utama dari sektor aneka industri yang melemah 0,94%, disusul sektor industri dasar dengan pelemahan 0,73%.

Di sisi lain, empat sektor menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin sektor infrastruktur yang menguat 0,82%.

IHSG berbalik melemah di saat indeks saham lain di Asia Tenggara tertekan di zona merah siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI turun 0,24% indeks FTSE Straits Time Singapura melemah 1,69%, indeks SE Thailand melemah 0,889%, sedangkan indeks PSEi Filipina menguat 0,67%.

Bursa saham Asia memperdalam pelemahannya pada perdagangan hari ini, setelah laporan keuangan yang mengecewakan dari Alphabet Inc dan Amazon.com meningkatkan kekhawatiran atas prospek laba perusahaan AS, perdagangan global, dan pertumbuhan ekonomi.

Analis di Capital Economics memberikan catatan kehati-hatian yang menunjukkan bahwa rebound di indeks S&P 500 pada Kamis hanya sementara karena kekhawatiran investor tentang prospek ekonomi memburuk.

"(Kekhawatiran) yang pertama dan yang paling penting adalah bahwa pengetatan The Fed dan memudarnya stimulus fiskal akan menyebabkan ekonomi AS memburuk ... Yang kedua adalah bahwa ekonomi China akan terus tertekan," ungkap tim analis Capital Economics, seperti dikutip Reuters.

"Seperti yang telah kami perdebatkan untuk saat ini, kekhawatiran ini kemungkinan akan memburuk selama satu tahun ke depan atau lebih."

Investor akan mendapat kesempatan untuk memantau denyut ekonomi AS Jumat nanti ketika pemerintah merilis data Produk Domestik Bruto kuartal ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper