Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Kuartal III/2018 Turun, Ini Penjelasan Jasa Marga (JSMR)

Kenaikan sejumlah biaya keuangan disebut sebagai penyebab tergerusnya laba bersih yang dikantongi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. secara tahunan pada kuartal III/2018.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (dari kiri) berbincang dengan Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, disaksikan Dirut Jasa Marga Desi Arriyani saat penandatanganan pernyataan efektif Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK DINFRA) yang diterbitkan Mandiri Sekuritas, pada perhelatan Indonesia Investment Forum, di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (dari kiri) berbincang dengan Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, disaksikan Dirut Jasa Marga Desi Arriyani saat penandatanganan pernyataan efektif Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK DINFRA) yang diterbitkan Mandiri Sekuritas, pada perhelatan Indonesia Investment Forum, di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com,JAKARTA— Kenaikan sejumlah biaya keuangan disebut sebagai penyebab tergerusnya laba bersih yang dikantongi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. secara tahunan pada kuartal III/2018.

Mohamad Agus Setiawan, Corporate Secretary Jasa Marga menjelaskan bahwa terdapat beberapa penyebab tergerusnya laba bersih perseroan secara tahunan pada September 2018. Dengan ekspansi dan pengembangan usaha yang dilakukan misalnya, terjadi peningkatan biaya keuangan karena beroperasinya ruas-ruas jalan tol baru. 

Selanjutnya, Agus menyebut terdapat biaya untuk pelaksanaan program alif profesi karena program transaksi non tunai. Selanjutnya, terjadi kenaikan beban pajak bumi dan bangunan khususnya di wilayah Jakarta.

“Dalam kondisi yang ekspansi sekarang, Jasa Marga tetap berupaya menjaga kinerja tidak hanya pengembangan, operasional tetapi juga kinerja keuangan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (25/10/2018).

Untuk ruas tol baru, dia menyebut pendapatan tol awal operasi masih terbatas. Pasalnya, volume lalu lintas pada awal operasi tentunya masih lalu lintas awal operasi yang terus bertumbuh seiring waktu dengan pengoperasian.

“Bisnis jalan tol adalah bisnis jangka panjang dengan pendapatan diperoleh dari pendapatan tol yang bergentung kepada volume lalu lintas dan tarif,” imbuhnya.

Seperti diketahui, emiten berkode saham JSMR mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp1,77 triliun pada kuartal III/2018. Pencapaian tersebut turun 6,88% dari Rp1,90 triliun pada kuartal III/2017.

Dalam laporan keuangan September 2018, tercatat biaya keuangan JSMR naik 66% secara tahunan dari Rp895,97 miliar pada September 2017 menjadi Rp1.486,96 pada September 2018. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper