Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Fluktuatif, IHSG Berbalik Melemah pada Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik melemah 0,07% atau 3,87 poin ke level 5.794,02 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan pelemahan 0,04% atau 2,14 poin di level 5.795,75.
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (24/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik melemah 0,07% atau 3,87 poin ke level 5.794,02 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan pelemahan 0,04% atau 2,14 poin di level 5.795,75.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.794,01 – 5.818,84. Pada perdagangan Selasa (23/10), IHSG ditutup melemah 0,73% atau 42,54 poin di posisi 5.797,89.

Sebanyak 158 saham menguat, 189 saham melemah, dan 263 saham stagnan dari 610 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.

Tiga dari sembilan indeks sektoral IHSG berada di zona merah di akhir sesi I, dengan tekanan utama dari sektor infrastruktur dengan pelemahan 1,04%.

Di sisi lain, enam sektor menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin sektor industri dasar yang naik 1,3% dan sektor aneka industri dengan penguatan 0,47%.

Indeks saham lain di Asia Tenggara bergerak variatif siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI menguat 0,19%, indeks FTSE Straits Time Singapura naik 0,59%, sedangkan indeks SE Thailand melemah 0,89% dan indeks PSEi Filipina melemah 0,36%.

Dilansir Reuters, bursa Asia cenderung fluktuatif karena kekhawatiran dari laba perusahaan AS hingga ketegangan Timur Tengah membebani sentimen hingga perdagangan hari ini.

Bursa saham global awal pekan ini terpukul akibat kekhawatiran mengenai sejumlah isu mulai dari laporan keuangan korporasi di Amerika Serikat (AS), keuangan pemerintah Italia, ketegangan perdagangan AS, hingga meningkatnya tekanan untuk Arab Saudi atas kematian jurnalis kenamaan Jamal Khashoggi.

“Sentimen pasar yang lebih luas tetap rentan, tetapi seperti ketahanan yang ditunjukkan Wall Street semalam, sentimen belum sepenuhnya terpecah,” kata Junichi Ishikawa, pakar strategi senior FX di IG Securities, sepeti dikutip Reuters.

“Kita mungkin akan melihat lebih banyak kepanikan kecil hingga pemilu paruh waktu di AS, tetapi intinya adalah bahwa ekonomi AS dalam kondisi baik dan hal ini semestinya mencegah sentimen rusak.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper