Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Indika Energy (INDY) Targetkan Cadangan Batu Bara Kideco Jaya Capai 500 Juta Metrik Ton

Emiten tambang batu bara, PT Indika Energy Tbk. memproyeksikan total cadangan batu bara Kideco Jaya Agung, bisa mencapai 500 juta metrik ton pada 2019.
Direktur PT Indika Energy Tbk Aziz Armand menyampaikan sambutan pada  pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, di  Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur PT Indika Energy Tbk Aziz Armand menyampaikan sambutan pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten tambang batu bara, PT Indika Energy Tbk. memproyeksikan total cadangan batu bara Kideco Jaya Agung, bisa mencapai 500 juta metrik ton pada 2019.

Direktur Indika Energy Azis Armand menuturkan, peningkatan cadangan batu bara tersebut berasal dari empat wilayah usaha penambangan (WUP).  Empat WUP tersebut adalah Roto Samurangau, Susubang Uko, Samu Biu dan Pinang Jatus.

Samurangau dan Pinang masih dalam tahap eksplorasi. Mayoritas dari Roto dan Susubang. [Penaikan] sebagian besar dari yang eksisting," ungkapnya di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Dalam laporan eksplorasi September 2018, luas empat lahan WUP tersebut mencapai 47,5 ha. Adapun, total cadangan Kideco pada 2018 sekitar 422 juta ton.

Hingga saat ini, Kideco memiliki 50 pelanggan yang berasal dari 16 negara. Saat ini, emiten bersandi saham INDY juga akan membangun gudang di Kalimantan Timur, melalui PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), dengan nilai investasi sekitar US$108 juta, atau sekitar Rp1,5 triliun.

Adapun, fasilitas penyimpanan tersebut bekerja sama dengan PT ExxonMobil Idnonesia. Dalam perjanjian dengan ExxonMobil, katanya, KGTE akan memiliki, dan mengoperasikan terminal di Kalimantan Timur. Terminal ini, akan menjadi bentuk dukungan INDY terhadap pengembangan logistik nasional, khususnya di Indonesia bagian timur. 

Terkait dengan rencana investasi senilai US$108 juta untuk mendukung bidang logistik, awalnya, perseroan merencanakan mengalokasikan investasi senilai US$20 juta. Namun, dalam realisasi hal tersebut tidak terjadi, sebab investasi awal senilai US$20 juta tersebut akan dilakukan pada awal 2019.

Sumber pendanaan untuk membangun terminal ini juga berasal dari pinjaman perbankan, yang akan diperoleh dari tiga bank. Sebagian dari pinjaman ini akan dalam dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper