Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Nyatakan Tunda Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Melemah Tipis

Rupiah ditutup melemah tipis pada kisaran Rp15.100-an per dolar AS setelah pada sesi yang sama sempat menyentuh lebih dari Rp15.200 per dolar AS setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com  JAKARTA — Rupiah ditutup melemah tipis pada kisaran Rp15.100-an per dolar AS setelah pada sesi yang sama sempat menyentuh lebih dari Rp15.200 per dolar AS setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan Selasa (23/10) rupiah tercatat melemah 4 poin atau atau 0,03% menjadi Rp15.192 per dolar AS dan mencatatkan pelemahan di hadapan dolar AS hingga 10,80% secara year-to-date (ytd).

Pada sesi yang sama, rupiah sempat melemah lebih ke posisi Rp15.208 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah tidak melemah terlalu parah karena Bank Indonesia (BI) menyebut akan menahan kenaikan suku bunga.

"Karena BI tetap mempertahankan suku bunganya. Kemungkinan baru akan naik nanti pada kuartal IV/2018 bersama dengan kenaikan suku bunga The Fed AS," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/10/2018).

Selain itu, data kuartal III/2018 yang menunjukkan pertumbuhan di 5,1%. Masih tidak terlalu buruk, tapi belum menyentuh 5,5%.

"Meskipun tidak sebaik pada kuartal II/2018, tapi ini sudah menunjukkan cukup bagus," lanjutnya.

Sejumlah faktor lain dari eksternal juga menghambat penguatan rupiah karena membuat dolar AS menguat. Pertama, karena pembicaraan soal Brexit antara Inggris dan Uni Eropa yang belum rampung. 

Kedua, meningkatnya ketegangan antara AS dan Arab Saudi karena pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Ketiga dan yang masih menjadi penyebab utama yaitu perang dagang AS dan China yang belum ada ujungnya.

Rupiah dinilai masih berpotensi menguat karena China menyatakan akan mengeluarkan stimulus baru seperti likuidasi bagi perusahaan di negaranya sehingga menguatkan yen dan melemahkan dolar AS di hadapan yen.

Dalam sepekan ke depan, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan menguat ke Rp15.163 - Rp15.215 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper