Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Infrastruktur Dorong Saham SKRN

 PT Bursa Efek Indonesia mencatat sepanjang Oktober 2018 telah kedatangan delapan perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di papan perdagangan.
Karyawan berjalan melintasi layar informasi Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Karyawan berjalan melintasi layar informasi Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia mencatat sepanjang Oktober 2018 telah kedatangan delapan perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di papan perdagangan.

Ke delapan perusahaan tersebut yakni, PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX), PT Super Energy Tbk (SURE), PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS), PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN).

SKRN tercatat menjadi perusahaan terakhir yang bergabung di BEI, meski demikian posisi saham SKRN jelang penutupan perdagangan sesi I kemarin, Senin (22/10) berada di level Rp1.250 per saham.

Angka tersebut masih 78,57 persen lebih tinggi dibandingkan saat perseroan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang dipatok Rp700 per saham.

Bahkan harga saham perusahaan penyewa alat berat untuk proyek infrastruktur ini sempat menyentuh Rp1.620 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa fluktuasi yang terjadi pada saham emiten berkode SKRN tersebut karena mekanisme pasar.

“SKRN itu hanya koreksi 1,18% kemarin," katanya. 

 Nafan  menyatakan bila dilihat secara industri, bidang usaha yang dijalankan oleh Superkrane masih sangat prospektif.

“Pemerintah berkomitmen melakukan akselerasi infrastruktur, seharusnya memberikan katalis positif bagi SKRN,” ujarnya.

Sekedar informasi, ketika IPO Superkrane melepas 300 juta saham atau setara 20 persen saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan. Harga pelaksanaan IPO Rp700 per saham, sehingga perseroan meraup dana Rp210 miliar. Merujuk harga saham perdana, kapitalisasi pasar Superkrane mencapai Rp1,05 triliun.

Dana hasil IPO, sekitar 50% akan digunakan perusahaan untuk membayar uang muka (down payment/DP) crane baru, 25 persen untuk membayar utang, dan sisanya untuk modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper