Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Penghambat Penerbitan DIRE di Indonesia

Tingginya harga properti menjadi hambatan bagi sejumlah manajer investasi untuk menerbitkan produk dana investasi real estat (DIRE).
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya harga properti menjadi hambatan bagi sejumlah manajer investasi untuk menerbitkan produk dana investasi real estat (DIRE).

Salah satunya, PT Mandiri Manajemen Investasi. Padahal pada awal tahun ini perseroan berencana untuk menerbitkan produk investasi tersebut.

Underlying asset dari DIRE itu rencananya berupa gedung-gedung milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rencana itu juga telah disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa menjelaskan dari sisi komersil DIRE masih belum menarik. Dia khawatir jika penerbitan dipaksakan maka imbal hasil yang diterima investor kurang memuaskan.

"Sekarang yield belum terlalu tinggi. Sedangkan harga properti sudah sangat tinggi jadi masih belum mampu mengimbangi tingkat risiko dan imbal hasil untuk investor," kata Alvin di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Dia mengakui, Bank Mandiri memang memiliki keinginan untuk menerbitkan DIRE. Apalagi, saat ini sejumlah manajer investasi juga telah merilis produk jenis ini. Mandiri Manajemen Investasi, kata dia, masih mengkaji dan menunggu momen penerbitan investasi jenis ini.

"Bank Mandiri memang ada keinginan untuk merilis DIRE. Dan ini masih akan kami kaji terus dan kami akan melinat peluang di pasar bagaimana," ujarnya.

Instrumen Alternatif

DIRE menjadi satu-satunya produk investasi alternatif yang belum pernah diterbitkan oleh Mandiri Manajemen Investasi. Sejauh ini, perseroan telah menerbitkan produk alternatif seperti Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

Tahun lalu, perseroan menerbitkan RDPT Mandiri Infrastruktur Ekuitas yang berinvestasi pada energi terbarukan, dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dengan JSMR (KIK-EBA Mandiri JSMR01) pada 2017.

Adapun pada Juli 2018, MMI bersama dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. juga meluncurkan produk KIK EBA Mandiri GIAA01 dengan nilai total Rp2 triliun yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B.

Perseroan juga menerbitkan KIK-DINFRA MJPT001 akan berinvestasi pada asset infrastruktur dari PT Jasamarga Pandaan Tol yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan RDPT MIET yang juga menggandeng Jasa Marga.

"Total asset under management [dana kelolaan] produk investasi alternatif kami saat ini perkiraan sekitar Rp7 triliun hingga Rp8 triliun," ujar Alvin.

Sementara itu, tercatat manajer investasi yang telah menerbitkan DIRE. Yakni PT Sinarmas Aset Management dan PT Reliance Manajer Investasi. Reliance menggunakan underlying asset sebuah apartemen di kawasan Jakarta Barat dengan target dana sekitar Rp200 miliar.

Sinarmas AM berencana menggunakan aset dasar berupa saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN). Dana yang ditargetkan oleh perseroan cukup besar, yakni mencapai Rp12 triliun.

Sementara itu, penerbitan DIRE Reliance dipastikan tertunda. Produk ini sebenarnya telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Maret lalu. Namun perseroan harus menyelesaikan proses book building.

"Sekarang masih dalam masa pemesanan atau book building, jadi harus tertunda dari target awal," kata Direktur Utama PT Reliance Manajer Investasi Edwin Teintang.

Kata Edwin, kemungkinan besar penerbitan DIRE pertama Reliance ini akan dilakukan pada akhir bulan ini. Awalnya, perusahaan tersebut menargetkan dapat merilis DIRE pada akhir September lalu.

Sementara itu, PT Sinarmas Asset Management telah menuntaskan seluruh tahapan di internal perseroan terkait penerbitan DIRE ini. Peluncuran produk hanya menunggu izin efektif dari otoritas.

Kendati terbilang masih sepi peminat, SInarmas cukup optimistis produk ini akan mendapat sambutan positif dari investor.

"Karena ada peminatnya makanya kami luncurkan," kata Direktur PT Sinarmas Asset Management Jamial Salim.

Peluncuran DIRE itu telah dikuatkan dengan pernyataan PLIN dalam keterbukaan informasi mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama.

Adapun nama dari produk itu adalah DIRE Simas Plaza Indonesia. "Kami harapkan tahun ini bisa diluncurkan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper